Sebagai warga kampus, tentu banyak teori yang sudah di pelajari, tidak lagi satu atau dua teori tetapi banyak teori dengan berbagai mata kuliah yang di ikuti, perlu di sadari bahwa teori harus terus dalam kebaruan atau kekinian tidak ada teori yang selalu benar dengan lintas zaman yang berbeda, adanya Penelitian dan Pengabdian adalah menyempurnakan setiap teori yang ada, karena teori berasal dari realitas dan akan kembali pada realitas._
Kampus Merdeka, Merdeka tidak hanya di dalam kampus aja “makna sederhana aja” Merdeka harus dari segala bidang tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Gagasan dari Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, adakan Proyek Kemanusiaan di Desa, karena Desa adalah sumber kehidupan, dimana Padi di tanam, dimana Pak Tani hidup dengan tanah, Proyek Kemanusiaan adalah Proyek Kampus Merdeka, yang mana teori harus menjadi manfaat._
Suatu kondisi nyata yang pernah kami hadapi ketika pelaksanaan Short Course Community Outreach di Desa Wonokitri, Taman Nasional Gunung Bromo, kami di hadapkan dengan kondisi nyata dari para petani Kentang, yang harus bangun sebelum subuh, yang harus membawa beban berat mendaki bukit, atau menurun dari terjang jurang yang ada, tetapi bila dilihat realitas kerja dengan kesejahteraan yang ada, berbanding terbalik, karena tidak memiliki lahan, menggarap lahan milik orang, harga di tentukan oleh keadaan pasar, hingga Petani hidup apa adanya, tapi bisa menghidupi orang yang adanya apa, ini realitas._
Sebagai kampus terbesar dan terbaik kita bisa melihat penerapan Kampus Merdeka dari UI, yaitu Universitas Indonesia (UI) menjalin sinergi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) RI untuk melakukan riset dan menelurkan ide-ide dalam meningkatkan ketahanan desa. Kerja sama tersebut sejauh ini berkisar pada kajian yang diinisiasi Kemendes-PDTT seputar peran komunitas dan jaringan digital dalam membangun desa, penguatan BUMDes untuk kebangkitan ekonomi dan ketahanan pangan desa pascapandemi Covid-19, serta inovasi dan digitalisasi UMKM di tengah pandemi._
Bagaimana setiap kampus harus turun gunung merebut kemerdekaan masyarakat, Desa dengan adanya Undang-Undang adalah spirit baru untuk kemajuan Desa, tetapi Desa di hadapkan dengan SDM yang ada di Desa, bila dilihat di sekitar kita masih banyak Desa yang dikelola SDM yang kurang secara pendidikan formal, apalagi ketika membuat laporan keuangan yang sudah memiliki juknis, perlu pendampingan dari kampus kaum intelektual._
Terobosan dari UI dan Kementerian Desa dalam hal mewujudkan Inovasi Teknologi Desa pasca Pandemic atau masih dalam Pandemic dengan new normal, tidak cukup dengan media sosial dan aplikasi meeting zoom atau Webinar yang ada, harus adanya langkah blanded, dimana semi virtual dan tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan._
PTKI, Perguruan Tinggi Islam memiliki program studi yang ramah Sosial Secara Relegius dan Pendekatan yang Persuasif untuk melaksanakan Proyek Kemanusiaan Desa. PTKI dengan penerapan integrasi keilmuan bisa masuk dalam ranah multidisiplin, dimana Ilmu Agama terintegrasi dengan ilmu ilmu lainnya, penerapan nya bisa dengan langsung partisipasi action di masyarakat. PTKI adalah solusi untuk bangsa, yang memadukan keilmuan untuk kesejahteraan._
Dikutip dari laman kompas, Rektor UI Ari Kuncoro, menyampaikan rset-riset yang dilaksanakan diharapkan mampu mempertahankan nilai tukar kota dan desa sehingga bukan hanya di kota saja kehidupan yang layak tetapi juga di desa. Dengan demikian, generasi muda dari pedesaan tak perlu lari ke kota dan tetap dapat hidup sekaligus mengembangkan desanya walaupun tak harus menjadi petani di sawah._
Proyek Kemanusiaan Desa, pemahaman kami dari mekanisme yang disampaikan Rektor UI adalah gagasan berlian, dimana Desa adalah sumber kehidupan Kota, mengapa orang Desa harus berangkat mencari hidup di Kota, jadikan Desa memiliki nilai tukar yang lebih di bandingkan Kota, dengan Desa yang bernilai pengelolaan Sumberdaya alam yang tepat guna, destinasi wisata untuk masyarakat, pengelolaan hasil tani yang ramah lingkungan, dan budaya gotong royong terawat sebagai jati diri bangsa, bagaimana melakukannya dengan gerakan Kampus Merdeka di kampus kita masing-masing, Masyarakat Desa menunggu kita._(sumarto)