Literasi ACRP 2022 Direktur Jenderal PENDIS, Direktur DIKTIS dan CEO Literasi Kita Indonesia

Tulisan sederhana ini dibuat oleh CEO Literasi Kita Indonesia Dr. Sumarto ketika mengikuti Kegiatan ACRP 2022 Annual Conference on Research Proposal, dihadiri oleh Direktur Jenderal PENDIS Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, M.T dan Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag Direktur DIKTIS memberikan pandangan dan gagasan tentang kemajuan penelitian dan publikasi secara nasional dan global. Setiap kegiatan yang diikuti Memiliki Nilai, untuk mendapatkannya harus dengan Literasi, menuliskan dan mempublikasikan, Nilai menjadi makna dan bermanfaat, Nilai menjadi sesuatu yang dirindukan suatu saat karena literasi, menjadi sumber historis untuk masa yang akan datang._

Proses Literasi salah satunya dalam kegiatan ACRP, setiap Proposal Penelitian yang diterima melalui proses Literasi yang panjang, membutuhkan tenaga fisik dan psikis dalam meraihnya, Proses pasti memiliki ujung akhirnya yaitu hasil apakah berhasil atau tidak tetap hasil dan berhasil, sesuai bagaimana cara pandangnya._

Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdani Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, bahwa Literasi di Indonesia harus ditingkatkan, Literasi dengan upaya dan daya hingga konsistensi dalam menjalankan nya, Proposal Penelitian adalah Literasi, untuk mencapai kebermanfaatan dan kesejahteraan, indikator nya adalah Perubahan._

Peradaban dengan mekanisme perubahan yang terjadi, mulai dari Kehidupan Manusia Nomaden, Menetap dengan mulai berkebun, Munculnya Era Industri dimana setiap alat alat yang diciptakan manusia membantu proses kehidupan lebih baik dan lebih mudah._

Tetapi menjadi kata kunci yang disampaikan Pak Dirjen adalah Bagaimana Alat harus mengikuti Peradaban Manusia bukan Manusia yang mengikuti Alat, sehingga Jepang sekarang dan masa yang akan datang berada pada posisi Era Society, dan kita masih pada posisi tertinggal di Era Industri._

Realitas sosial yang terjadi, Masyarakat kurang dan tidak percaya dengan Kebenaran Ilmiah, Contohnya masih banyak diantara Masyarakat Indonesia yang tidak mau di vaksin, karena vaksin adalah konspirasi global dan argumentasi lainnya. Posisi kita sebagai Akademisi Peneliti adalah bagaimana Kebenaran Ilmiah yang lahir dari proses metodologi bisa menjadi Sumber Kebenaran di masyarakat dan di percaya oleh masyarakat untuk di terapkan._

Literasi harus membuat sikap benar dan dapat dipercaya. Literasi memberikan data fakta secara objektif, bukan subjektif. Karena Literasi akan menjadi sumber Informasi dan kebenaran bagi masyarakat. Menjadi profesi apapun harus profesional dan tingkat Profesional bisa dilihat dari bagaimana bersikap jujur, benar dan dapat dipercaya, ini yang disebut dengan sikap keteladanan yang harus kita miliki semuanya akademisi dan Masyarakat secara umumnya._

Sumarto

Bersama Direktur Jenderal PENDIS Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, M.T

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.