MAJALAH INTISARI & KENANGAN LITERASI GENERASI 90-AN; “Mengenang Sang Teknokrat”

Mr. Suratno, Dosen & Chairman The Lead Institute, Universitas Paramadina – Jakarta. Jurusan Political Anthropology & Religion (Neue Diskurse zu Staat und Gesellschaft in der Islamischen Welt) di Goethe-Universität Frankfurt – Jerman.

Majalah Intisari Khusus, mengkaji tentang “mengenang sang teknokrat Bj. Habibie”

Kenangan dan Opini. Dulu sekitar tahun 1989 dan awal tahun 1990-an, DILAN, eh saya, waktu sekolah di SMPN 1 Nusawungu (sambil ngaji di Pesantren Al-Himmah Danasri) dan lalu lanjut SMEAN Kebumen (di Pesantren Al-Huda Jetis & Salafiyah Wonoyoso), saya selalu rajin ngubek2 loakan buku emperan di selatan rel kereta api dan di utara pertigaan air-mancur Kroya. Tujuan utama saya: beli majalah intisari bekas. Juga beli majalah bekas Anita Cemerlang yg isinya cerpen2 romantis hehe dan lain lain.

Thn 1990-an majalah intisari bagi saya dan beberapa teman spt simbol “siswa cerdas”. Kita klo nenteng (entah baca ato tidak) majalah itu jadi akan merasa dan atau dianggap cerdas. Koq bisa? Krn majalah intisari isinya pengetahuan populer yg baguss dan dulu blm ada internet. Info-info itu masih susah diakses.

Majalah intisari isinya macem-macem: dari sejarah, pertanian, kesehatan sampai kriminal srt ada teka-teki: dari 1 cerita kita suruh nebak siapa pembunuhnya? hehe. Saya inget salah satu redaktur majalah intisari klo nggak salah dulu Mayong Suryoleksono, suami artis/politisi Nurul Arifin hehe

Sekarang saya juga sesekali beli majalah Intisari. Beda motif dgn jaman dulu lah. Krn skrg sdh ada internet. Sy beli krn kdg kangen. Isinya yg bagus juga sy berharap bisa diakses Haya. Ternyata stlh bbrp kali beli, Haya krg suka hehe. Anak skrg mmg beda dgn ABG thn 1990-an spt saya.

Tapi kmrn2 saya beli majalah intisari edisi oktober 2019. Scr umum mjlhnya gak jauh beda dengan dulu meski ada sedikit perubahan menyesuaikan jmn skrg. Yang menarik misalnya skrg pimpinan redaksi mas Mahandis Yoanata Thamrin. Sy tahu krn dulu sama2 ikut LKTI di UGM.. mahandis brg sama Cahyono Siswanto. Mereka tim dari FE UGM jurusan IESP angkatan 1995 hehe.

Majalah intisari edisi oktober 2019 mengangkat tema “karbo tercukupi tak harus nasi”. Tema yg cocok utk penderita diabet (gula) spt saya. Isinya antara lain: Candu karboidrat dalam keseharian, Diet rendah karbo, Penjaga rempah di Timur Nusantara, Karena Tradisi menolak nasi, Menolak Plastik, Diet anti inflamasi, dan ttg kedaulatan pangan.

Yang paling menarik ada iklan katanya majalah Intisari edisi Nopember 2019 “Mengenang Sang Teknokrat” khusus membahas alm. B.J Habibie salah satu inspirator sy “Berotak jerman berhati mekkah” hehe, cannot wait to read.

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.