Memahami Kajian Islam di Nusantara

(27/4/2019) Undangan dari PMII Rayon STAI Ma’arif Jambi untuk menyampaikan tentang kajian Islam Nusantara antara Pro dan Kontra, tema yang menjadi hangat mulai tahun 2015 sampai dengan sekarang, undangan narasumber di tujukan kepada Dr. Sumarto Dosen STAI Ma’arif Jambi, Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia.

Dari perkembangan media sosial yang ada, FB, IG, Twitter, Youtube dan media massa lainnya, banyak menyampaikan pendapatnya tentang kajian Islam Nusantara, ada yang Pro dan Kontra. Dengan berbagai argumentasi disampaikan oleh para narasumber dengan beragam komentar dari warganet. Hal yang menjadi pusat pembahasan yang seharusnya menjadi kajian dalam penelitian, untuk mengetahui letak dimana problematikan pembahasannya dan menyampaikannya kepada publik.

Dari pembahasan Dialog Seminar Islam Nusantara yang disampaikan oleh beberapa narasumber diantaranya KH. Bagus Miftahul Mujib dan Dr. Sumarto, yaitu Islam Nusantara adalah konsep yang disampaikan dalam Muktamar NU ke 33 di Jombang pada Tahun 2015 oleh KH. Said Aqil Siroj Ketua Umum PBNU, Islam Nusantara menjadi tema besar dalam Muktamar NU dengan Peradaban Indonesia untuk Dunia, tidak ada maksud untuk menyampaikan Islam Nusantara adalah ajaran atau Mazhab, Islam Nusantara adalah motivasi konsep dakwah yang ada di Nusantara yang pernah disampaikan oleh Wali Songo, sehingga harus menjadi teladan bagi sekarang, yaitu dakwah yang ramah, santun, teladan, toleran dan inklusif.

Dr. Sumarto dalam penyampaian materinya;

•Islam nusantara dan peradaban menjadi dua tema pokok Nadhlatul Ulama (NU) dalam menggelar Muktamar ke-33 tahun 2015. •Muktamar digelar sejak 1 Agustus hingga 5 Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur. •Dari laman resmi muktamar NU dinyatakan bahwa tema yang diangkat dalam Muktamar tahun 2015 adalah “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”. •Muktamar menggunakan empat pesantren yang didirikan oleh para pendiri NU yakni Pesantren Tebuireng, Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Pesantren Mamba‘ul Ma‘arif Denanyar, dan Pesantren Darul Ulum Rejoso.

•Islam Nusantara disebut sebagai Islam yang khas Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di tanah air.  •Karakter Islam Nusantara ini menunjukkan adanya kearifan lokal yang tidak melanggar ajaran Islam. •Islam Nusantara justru men-sinergikan ajaran Islam dengan adat istiadat lokal yang banyak tersebar di wilayah Indonesia. 

•”Kami mengembangkan Islam nusantara yang ramah, toleran, dan sesuai adat istiadat lokal,” kata Sekretaris Panitia Pusat Muktamar NU Syahrizal Syarif kepada CNN Indonesia. •Islam nusantara ini menurutnya seperti apa yang diajarkan oleh para tokoh agama seperti Wali Songo. Ajaran damai dan saling toleransi ini kemudian yang dilanjutkan oleh para tokoh agama.  •Apalagi saat ini kawasan Timur Tengah tengah bergejolak dengan munculnya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Harus diakui kemunculan ISIS telah mempengaruhi wajah Islam, bukan hanya di timur tengah tapi juga di dunia.

•Islam Nusantara: Ciri khas Islam di Indonesia •Islam Nusantara: Metode yang dilakukan oleh Wali Songo dalam meng-Islamkan Nusantara (sekitar 50 Tahun) dilanjutkan oleh NU KH. Hasyim Asy’ari pada 31 Januari 1926. •Islam Nusantara: dakwah yang sesuai dengan kultur yang ada di Indonesia yang tidak bertentangan dengan Huku Islam •Islam Nusantara: Damai, Toleran, Inklusif .

•Konsep Islam Nusantara bukan mazhab, bukan bagian dari hukum Islam. Islam Nusantara adalah Refleksi atas Sejarah penyebaran Islam di Nusantara: Bagaimana ulama terdahulu yang menyebarkan Islam dengan “konsep Islam” dakwah yang damai, teladan, kemuliaan akhlak, seperti Wali Songo di daerah Jawa, Syekh Mahmud Papan Tinggi, Syekh Tuanku Ambar di daerah Sumatera, dan daerah lainnya, tanpa ada kekerasan, tanpa ada penindasan yang dilakukan oleh para penjajah. •Konsep Islam Nusantara jangan dipandang dari aspek “peng-istilahan atau konsep etimologisnya” Islam Nusantara merupakan kajian dokumentasi Islam yang ada di Indonesia yang jangan di lupakan, bahwa ulama terdahulu sudah berjuang bahkan syahid di jalan Allah dengan keikhlasan dan kemuliaan yang seharusnya zaman sekarang menjadi “contoh teladan.”

•Konsep Islam Nusantara adalah motivasi keilmuan bagi setiap kita, untuk  terus mempelajari dan menelitia bagaimana Islam ada di Nusantara, melalui penelusuran naskah naskah dan kajian arkelogi terhadap situs peninggalan Islam di Indonesia. Karena “banyak situs sejarah Islam Nusantara yang diteliti oleh peneliti asing, sehingga ada rasa khawatir akan terjadi kesalahan sejarah” •Konsep Islam Nusantara adalah ajakan untuk menjadi Insan Moderat; Insan yang berilmu dan berpengetahuan tidak paham terlalu kiri dan tidak paham terlalu kanan tetapi menjadi penengah disetiap problem keagamaan yang ada. •Konsep Islam Nusantara adalah deskripsi bagaimana Islam yang ada di Indonesia yang menolak paham radikal, anti terhadap kekerasan dan teorisme •Meng-Islamkan Nusantara •Islam rahmatallil’alamin


Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.