Menyikapi Pandemi Virus Corona
Oleh Yanuardi Syukur
Sejak dua orang warga Indonesia dikabarkan kena virus korona, masyarakat terbelah menjadi dua. Pertama, yang melihat bahwa virus ini kemungkinan akan menyebar lebih luas seperti penyebaran di negara luar terutama di Wuhan dan kota-kota besar lainnya. Kedua, yang melihat bahwa virus yang dikabarkan tidak berbahaya ini–karena bisa mati dalam 14 hari di tubuh orang yang sehat–bisa dihadapi dengan memperkuat kekebalan tubuh kita.
Di awal-awal kita melihat pernyataan Menkes Terawan terlihat agak menggampangkan di tengah kekhawatiran. Bagi Terawan yang dokter dan tahu tentang penyakit itu, mungkin biasa-biasa saja: “yang penting konsumsi makanan yang sehat.” Akan tetapi, tidak begitu dengan pandangan masyarakat, apalagi yang digempur dengan sekian banyak berita dan video hoaks yang seakan-akan menggambarkan kehidupan di Wuhan kayak di film zombie.
Bagaimana Menyikapinya?
Pertama, tidak panik berlebihan. Kepanikan yang berlebihan dapat berpengaruh pada psikologi, bahkan imunitas tubuh. Tubuh kita terdiri dari sekian banyak tentara yang dalam kondisi fit akan siap menghadapi masuknya virus seperti korona. Jika panik berlebihan, itu akan ngaruh pada tubuh kita.
Orang panik kadang berlebihan. Sebaiknya jangan berlebihan. Dalam kondisi seperti ini kita bertindak yang proporsional saja dengan cara tetap menjaga kebersihan jiwa dan raga dengan berbagai cara seperti meningkatkan ibadah, berdoa, dan juga memakan makanan yang bergizi seimbang.
Tubuh yang kuat akan membuat para “tentara” dalam tubuh kita ini siap mengadapi masuknya virus apapun. Sebaliknya, kalau tubuh kita tidak kuat, itu akan berdampak pada imunitas, semangat yang lemah, dan bawaannya bisa curigaan atau bahkan jadi ketakutan yang berlebihan.
Kedua, mengisolasi diri sebaik mungkin. Korona ini adalah virus yang sudah tua usianya dalam versi yang berbeda-beda. Bahkan, sebelum masehi juga dia sudah ada. Jika kita mengisolasi diri, berarti kita memberikan jarak kepada virus untuk datang.
Itu menjelaskan kenapa dalam kondisi begini pertemuan yang rame-rame itu sebaiknya ditiadakan atau ditunda karena tidak ada jaminan semuanya steril. Artinya, jika ada kegiatan yang rame-rame mungkin sebaiknya dipertimbangkan untuk ditunda dulu atau dibatalkan–demi kewaspadaan.
Ketiga, konsumsi makanan yang bergizi seimbang. Seperi yang tadi sudah dijelaskan sedikit bahwa makanan yang bergizi itu berguna banget untuk kekuatan tubuh kita. Jika diperhatikan, kebanyakan yang meninggal dalam kasus korona adalah mereka yang memiliki penyakit sebelumnya kemudian ditambah dengan korona.
Dalam banyak hal, orang-orang yang terinfeksi juga bisa sembuh. Dan, jumlahnya itu lebih banyak. Dari 100 persen kasus, setidaknya yang wafat ada 3 persen (rata-rata yang sudah ada penyakit sebelumnya, atau yang tubuhnya tidak kuat/sedang ada masalah). Mereka yang sembuh secara global sekitar 97 persen kurang lebih. Artinya, potensi sembuh dari korona sangat besar ketimbang tidaknya.
Maka, mempertahankan tubuh yang sehat adalah wajib sekali. Jangan terlambat makan, makanlah yang bergizi, minum yang menyehatkan, dan batasi keluar rumah.
Kita berharap semoga virus korona dapat segera berhenti penyebarannya atau setidaknya bisa dikendalikan dalam ruang tertentu–mungkin di lab saja. Vaksinnya masih satu tahun kurang lebih.
Mari sama-sama menjaga kehidupan yang sehat, tidak berlebihan panik, berdoa kepada-Nya agar dikuatkan dalam menjalani masa-masa seperti ini, dan makan-minum yang bergizi seimbang.*
- OPEN RECRUITMEN ANGGOTA KOMUNITAS SEKOLAH LITERASI REJANG LEBONG._ - October 23, 2020
- Momentum Hari Santri, “Call For Article: Literasi Kita Indonesia” - October 23, 2020
- Call For Paper Jurnal Literasi Kita Indonesia - October 23, 2020
Leave a Reply