H. LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN MENTERI AGAMA RI 2014 – 2019 MODERASI BERAGAMA: TOLERAN, HARMONIS DAN BAHAGIA

Buku yang ditulis oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI 2014 – 2019) Berjudul Moderasi Beragama: Tanggapan Atas Malasah Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya ini. Salah satu buku referensi yang kami pelajari dan diskusikan ketika kegiatan Training of Trainer adalah buku yang ditulis oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama Republik Indonesia yang menjabat pada tahun 2014 judul buku yang sangat menarik tentang gagasan beliau yaitu moderasi beragama Bagaimana cara kita beragama dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama tentunya tidak ekstrimisme dan eksklusivisme.
Di dalam buku tersebut beliau menyebutkan tentang moderasi beragama tidak menggunakan istilah musuh lawan perangi atau singkirkan terhadap mereka yang dinilai berlebihan dalam melampaui batas dalam beragama sebab tujuan moderasi beragama menurut beliau adalah bagaimana kita mengajak merangkul mendoakan dan membawa mereka yang dianggap berlebihan atau melampaui batas atau ekstrimisme dalam menjalankan agama bersedia menjalankan agama dengan baik dan benar atau dalam konsep Islam disebut dengan wasatiyah yaitu berada di tengah adil dan berimbang dalam beragama.
Kemudian beragama itu tidak mengenal adanya permusuhan pertikaian atau perbedaan yang menyebabkan konflik melainkan dalam beragama itu harus adanya bimbingan dan pengayoman terhadap mereka yang ekstrim sekalipun sehingga kita bisa membuka pikiran dan hati mereka bahwa menjalankan atau beragama yang baik itu harus sesuai dengan syariat yang memiliki banyak nilai-nilai yang harus diketahui dan dipelajari tentunya di dalam nilai-nilai moderasi beragama itu ada adil.
Ketika menyelesaikan masalah dengan musyawarah selanjutnya adalah toleran baik dia antara beda agama atau sesama agama serta ketika perbedaan itu muncul di hadapan kita kita harus bisa melihat persamaan sehingga menjauhkan konflik yang akan terjadi moderasi beragama tentu ingin mewujudkan kerukunan dan perdamaian. Beliau dalam tulisannya menyampaikan Esensi agama adalah memanusiakan manusia. Problematika keagamaan harus diselesaikan dengan cara yang tak mengesampingkan nilai kemanusiaan. Mereka yang dinilai berlebihan dan melebihi batas perlu disentuh dengan cara-cara moderat, bukan cara ekstrem.
Gagasan moderasi beragama adalah suatu ide konsep perspektif yang harus kita jalankan bahkan dengan orang ekstrem sekalipun kita harus mampu menyikapinya dengan baik dan bahkan kita bisa mencontohkan kepadanya Bagaimana sebenarnya cara beragama yang santun dan toleran ada beberapa pokok pembahasan yang dijelaskan beliau di dalam buku tersebut.
Bagaimana kebijakan kementerian agama dalam penguatan moderasi beragama tidak hanya dalam sektor pendidikan tetapi di segala sektor politik ekonomi pentingnya melakukan moderasi beragama selain dalam aspek kebijakan moderasi beragama juga harus diajarkan dalam pendidikan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan insersi ataupun menyisipkan nilai-nilai moderasi beragama sehingga memang kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia selalu terjaga.
Adapun konflik bisa segera di minimalisir dan kita bisa menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik tersebut dalam moderasi beragama tentu yang harus diperhatikan juga adalah adanya indikator moderasi beragama itu sendiri mulai dari komitmen kebangsaan kemudian kita toleransi ramah terhadap budaya lokal.
Tidak melakukan kekerasan dan ini sangat penting menurut beliau untuk menjaga kerukunan di Indonesia agar Indonesia menjadi negara yang damai dan menjadi contoh bagi negara-negara lainnya yang ada di dunia bahwa negara dengan kemajemukan ataupun heterogenitas yang ada bisa menjadi negara yang damai aman adil dan makmur. (Sumarto)
- DAPAT PENGHASILAN DENGAN MENJADI REPORTER AYO GABUNG BIMTEK PL NEWS - January 17, 2025
- MARI DAFTAR DI RA TUNAS LITERASI QUR’ANI - January 17, 2025
- MARI DAFTAR DI SD LITERASI QUR’ANI - January 17, 2025
Leave a Reply