PEMANDIAN AIR SODA TARUTUNG, PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, PENGABDIAN KAMPUNG KELAHIRAN
Berkunjung ke Kota Tarutung tidak lengkap terasa bila tidak mandi di Pemandian Air Soda Desa Parbubu Kota Tarutung, dari beberapa sumber informasi yang kami terima baik dari masyarakat setempat dan berita online hanya ada dua pemandian air soda di Dunia tentu ini sangat menarik untuk di bahas, menjadi pontensi yang sangat besar bagi masyarakat setempat untuk pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan, tentu dengan pengelolaan yang baik.
Pemandian air soda ini tepatnya berada di Desa Parbubu I, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk mencapai ke lokasi, pengunjung hanya perlu melakukan perjalanan darat sejauh 3 km dari pusat Kota Tarutung dengan angkutan umum maupun becak. Pemandian air soda ini kabarnya hanya ada dua di dunia sebagaimana yang ami samp[aikan di awal, yaitu di Indonesia dan Venezuela. Melansir laman disbudpar.sumutprov.go.id. Pemandian Air Soda Tarutung dikenal melalui airnya yang berbuih layaknya minuman soda.
Airnya bahkan nyaris berwarna merah. Kalau berendam di dalamnya, tubuh otomatis akan dikepung busa. Tetapi tenang saja, air di sini tidak akan terasa lengket di badan. Pemandian air soda memiliki kedalaman 1,6 meter. Adapun, bagian dasar dari pemandian ini masih bebatuan dan airnya terus mengalir tak henti. Pemandian ini awalnya ditemukan seorang bidan bernama Minar Sihite yang sedang berjalan sendirian menembus hutan yang terkenal angker. Tanpa sengaja, ia menemukan sumber air dengan aroma dan rasa yang mirip soda.
Melalui sumber validnews.id. Minar Sihite, Ketika ia melewati area persawahan, tepatnya di bawah lereng Gunung Martimbang masyarakat mengenalnya dengan nama Aek Rara Minar tak sengaha menemukan sebuah mata air. Setelah dicicipi, ternyata air tersebut terasa seperti soda. Diperkirakan air soda ini berasal dari perut Bumi yang mata airnya sangat kecil dan tertutup dengan semak belukar.
Kemudian, ia berdoa kepada Tuhan untuk mengubah fenomena alam itu menjadi mata pencaharianya. Setelah berdoa, Minar membuat tujuh kepal kue yang terbuat dari beras atau biasa disebut pohul-pohul oleh masyarakat Toba di atas daun pisang sebagai tanda penghormatan kepada leluhur. Minar kemudian bersama keluarganya melakukan pengerukan pertama karena sumber mata air soda masih tertutupi semak belukar dan bebatuan. Pengerukan tersebut berhasil mengangkat batu-batuan yang menutupi sumber mata air soda sebanyak dua truk dan melakukan pembersihan di sekitar lokasi mata air. Kemudian, Minar membuat kolam berukuran 30 meter persegi untuk menampung mata air soda tersebut.
Minar Sihite sebagai pengelola air soda mulai membuka kolam pemandian tersebut untuk umum pada tahun 1976. Sebelum dibuka untuk umum, pada awalnya masyarakat setempat memanfaatkannya sebagai tempat mandi setelah pulang dari sawah maupun dari ladang-ladang untuk sekedar melepas lelah dan juga dimanfaatkan oleh ibu-ibu penenun Ulos sebagai campuran untuk mendapatkan benang tenun warna hitam.
Selain Pemandian Air Soda di sekitarnya banyak masyarakat yang menjual makanan dan minuman, masyarakat juga membuka toko cendramata bagi pengunjung mulai dari kaos yang bertuliskan air soda Kota Tarutung, pakaian, gelang, kalung dan lain sebagainya yang tentu sangat menarik minat pengunjung, kemudian yang khas dari Kota Tarutung ada Kacang Sihobuk yang tekstur kacangnya berbeda dengan kacang lain yang di goreng dengan pasir yang panas, unik cara memasaknya.
Setelah berwisata, belajar pemberdayaan masyarakat yang ada di sekitar pemandian air soda, dimana masyarakatnya sudah bisa mandiri, kehidupan yang labih baik dan sejahtera, dari pemandian air soda, banyak masyarakat yang terbantu secara ekonomi, yaitu bisa membuka usaha untuk jualan makanan dan minuman, sovenir, cendramata dan banyak lagi, serta dukungan dari pemerintah daerah setempat. Kemudian kami mengenang masa belajar ketika di Tarutung hingga kami akhirnya orang tua kami pindah ke Padangsidimpuan. Menjadi pelajaran yang sangat penting.
Tentunya Pemandian Air Soda menjadi daya tarik yang kuat bagi pengunjung yang datang ke Kota Tarutung. Melalui dukungan Pemerintah Daerah dan Masyarakat setempat bersama – sama membangun ekonomi daerah dengan mengangkat potensi alam yang ada. Sangat penting peran serta dari Akademisi dalam memberikan saran pendapat, ide gagasan untuk lebih memajukan objek wisata yang ada di daerah, karena perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Publikasi, Pengabdian kepada Masyarakat salah satunya adalah ikut serta mengembangkan dan memajukan wisata daerah untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. (Sumarto/IAIN Curup)
- P-ADRI BENGKULU DAN LITERASI KITA INDONESIA SIAP TERBITKAN BUKU TECNOLOGY BASED HIGHER EDUCATION FOR CULTURAL ADVANCEMENT - November 17, 2024
- TBM TASIK MALAYA CURUP HADIRKAN BUKU ANTOLOGI REFLEKSI KEHIDUPAN MERAIH HARAPAN - November 17, 2024
- JURNAL PENDIDIKAN GURU - November 17, 2024
Leave a Reply