Rezeki, Jodoh, dan Kematian…
Nita Trie Aldysa – Komunitas Literasi Ma’arif – Literasi Kita Indonesia
Allah telah menentukan rezeki, jodoh, dan kematian. Tidak ada yang tahu tentang hal tersebut, berapa? Siapa? Kapan? Dan bagaimana?
Seringkali seseorang memikirkan hal-hal tersebut dengan risau, termasuk hal yang tak asing ditelinga jika mengenal kalimat “perempuan yang baik akan dipasangkan dengan laki-laki yang baik, dan begitupula sebaliknya.”. kalimat inilah yang membuat hampir setiap orang berusaha menjadi lebih baik dengan angan-angan akan dijodohkan dengan orang yang baik pula, serta sibuk mencari pasangan yang dirasa “klop”, sampai mencari kebutuhan finansial untuk menikah nantinya.
Tapi…
Senaif itukah diri kita wahai sahabat? Yang dimana berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik hanya untuk memantaskan diri dengan jodoh kita? Hanya untuk dipertemukan dan dipersatukan dengan pasangan hidup yang salih dan saliha?
Wahai sahabat, ketahuilah… kita tak hanya dinantikan oleh seseorang yang cantik atau gagah rupanya. Jika kita berusaha menjadi lebih baik dengan berharap “imbalan” berupa jodoh yang baik, lalu bagaimana jika ternyata jodoh kita itu adalah kematian?
“Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya.”[QS. An-Nahl:61]
“Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan kami sekali-kali tidak akan dapat dikalahkan”[QS. Al-Waqi’ah:60]
Ketika kita terlalu sibuk menunggu jodoh dengan berbagai kriteria yang kita inginkan dan kita idamkan, nyatanya kita hanya menunggu sang malaikat maut menjemput. Kematian, tidak pernah tau kapan ia akan datang. Walaupun begitu, dia adalah keniscayaan dan kenyataan. Dia akan benar-benar datang kapanpun itu.
Syarat mati tidak harus tua, lalu akankah semua amal kebaikan kita akan tetap diterima? Akankah amal kebaikan kita mampu membawa dan menuntun kita ke surgaNya? Tentunya kita semua tidak ada yang tahu.
“sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”[QS, Ali Imran:145]
Kelak saat itu tiba, kelak akadnya dijalankan. Apakah kita dalam keadaan bersih atau kotor. Akankah khusnul khatimah ataukah su’ul khatimah? Wallahua’lam bishawab. Setelah itu akankah kita akan sakinah bersamanya? Tinggal di istana yang luasnya 1×2 meter saja.
Maharnya ialah seperangkat amal shalih, baik yang terus mengalir atau tidak pahalanya, walaupun nilai maharnya tak besar, bisajadi dapat membuat istana kita menjadi wangi, indah, dan membahagiakan. Mungkin juga kita akan mendapatkan tamu undangan kita, seperti cacing, lintah, kalajengking atau ular. Saat ijab Kabul selesai, kita membutuhkan doa dari sanak saudara, kaum muslimin serta anak-anak kita agar dosa-dosa kita dihapuskan dan seluruh amal shalih kita diterima.
Persiapkanlah maharmu sebanyak mungkin wahai sahabat, untuk meminang atau untuk dipinang. Dengan kematian…. Karena kita semua “berjodoh” dengan kematian.
Ingatlah, jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua, dan janganlah terpedaya dengan sehat, karena mati tidak harus sakit. Saatnya kembali ke diri masing-masing, renungkanlah, muhasabah lah. Untuk apa selama ini kita mencoba memperbaiki diri.
- DOSEN KEWIRAUSAHAAN STRATEGI MENINGKATKAN VALUE PROPOSITION PRODUK - September 12, 2024
- FRAMEWORK DAN MODEL INKUBATOR BISNIS - September 12, 2024
- COMING SOON BUKU PENGALAMAN TOF DOSEN KEWIRAUSAHAAN KEMENPORA RI - September 12, 2024
Leave a Reply