Dr. Sumarto, M.Pd.I Literasi Kita Indonesia “Humanity and Diversity”

Dr. Sumarto, M.Pd.I dan Team Literasi Kita Indonesia mengikuti kegiatan The First International Conference on Islamic Studies dengan Tema Humanity and Diversity in the frame of Islamic Studies. Diskusi tentang Humanity and Diversity sangat kekinian dan sangat tepat untuk disampaikan kepada seluruh masyarakat. Sikap saling menghormati dan menghargai, sikap bertoleransi dan menjalan prinsip Bhineka Tunggal Ika seharusnya sudah menjadi nilai – nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kami mendapatkan informasi dari kegiatan The First International Conference on Islamic Studies dan sumber lainnya menjelaskan tentang Diskusi tentang Humanity and Diversity diantaranya :

Sumber dari Fakultas UIN Sunan Gunung Djati Bandung : Kesatuan konsep kemanusiaan merupakan unsur asasi dalam setiap agama, setelah konsep Ketuhanan.  Ketika agama-agama itu mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan, disitu pula mengindikasikan universalitasnya. Menurut Islam, nilai kemanusian yang dihadirkan oleh agama-agama menandakan “benang merah” bahwa antar satu agama dengan agama lain berasal dari sumber yang sama yaitu dari Sang Pencipta (QS.21:92) . Kesamaan itu dari konsep Ke-Maha Tunggal- an Sang Pencipta (QS.23:52). Setiap agama mempunyai esensi yang sama yaitu mengajarkan tentang kasih sayang, perdamaian, dan keadilan (QS.42:13).

Memahami lebih lanjut tentang perbedaan, pluralisme sudah menjadi keharusan. Sikap mengakui eksistensi agama lain adalah bagian dari perintah Allah (QS.109:1-6). Sikap seperti inilah yang dapat dikatagorikan sebagai pluralisme. Pluralisme bukan saja mengisyaratkan adanya sikap bersedia mengakui hak agama lain untuk eksis, tapi juga mengandung makna kesedian berlaku adil kepada mereka atas dasar mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (QS.60:8). 

Sumber dari Universitas Mulawarman menjelaskan tentang Pancasila di rumuskan dari perbedaan suku bangsa tetapi memiliki satu tujuan yaitu Indonesia merdeka. Perbedaan adalah kekuatan terbesar untuk Indonesia Merdeka Bekembang dan Maju. Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar Filsafat Negara nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia yang merupakan pandangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat istiadat  serta nilai-nilai kausa materialis Pancasila. Dengan demikian antara Pancasila merupakan marwah bangsa Indonesia. Pancasila adalah Jati Diri bangsa Indonesia. Setelah bangsa Indonesia mendirikan Negara maka oleh pembentuk Negara,  Pancasila disahkan menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai suatu bangsa dan Negara, Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan.

Tulisan dari ZULY QODIR dan HAEDAR NASHIR tentang Keislaman, Kemanusiaan, Keindonesiaan, dan Budaya: Studi Perbandingan Pemikiran Ahmad Syafii Maarif, Nurcholish Madjid Dan Abdurrahman Wahid Islamity, Humanity, Indonesianity, and Culture: A Comparative Study on Ahmad Syafii Maarif, Nurcholis Madjid, and Abdurrahman Wahid yaitu :

” Sebagai bangsa, Indonesia berada pada posisi yang sangat beragam. Sedangkan sebagai negara Indonesia, merupakan negara dengan penduduk beragam suku, agama, etnik, dan golongan. Di antara semuanya menjadi satu dalam rumpun Keindonesiaan karena mengalami nasib yang sama di bawah penjajah kolonial Belanda. Pikiran Ahmad Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid, dan Nurcholish Madjid, tiga tokoh dari organisasi Islam terbesar di Indonesia berada pada pemikiran yang secara substansial terdapat kesamaan. Ketiganya sepakat bahwa Indonesia telah pada posisi yang ideal dengan Pancasila sebagai dasar Negara bukan negara agama. Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia, tidak dijadikan sebagai dasar negara. Ahmad Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid sepakat bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai yang tidak bertentangan dengan Islam. Negara Pancasila sebagai pilihan adalah negara yang tidak bertentangan dengan Islam. Nasionalisme dan Islam merupakan dua hal yang saling mendukung tidak bertolak belakang.”

Dari tulisan ini dijelaskan tentang Indonesia adalah Bangsa dan Negara yang Besar karena Keragaman dan Kekuatan Persatuan Kesatuannya. Indonesia dengan Ideologi Pancasila sudah sangat tepat, ideal, Konsensus atau Kesepakatan para pendiri Bangsa. Indonesia selalu terjaga dengan kebersamaan kita semua, saling menghormati dan menghargai. Prinsip Bhineka Tunggal. Kegiatan The First International Conference on Islamic Studies Humanity and Diversity in the frame of Islamic Studies memberikan gambaran kepada kita untuk menjaga Indonesia dengan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dan Negara.

BERSAMA IMAM BESAR MASJID ISTIQLAL JAKARTA ._

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar* (Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta)

This is the day..!!!

Calling all participants to attend at

The First International Conference on Islamic Studies

Theme :

Humanity and Diversity in the frame of Islamic Studies

Will be airing on :

January 31st, 2023

Time : 09.00 – 15.30 WIB

Join Zoom Meeting

https://us06web.zoom.us/j/85413224221…

Meeting ID: 854 1322 4221

Passcode: ICIS

Speakers :

*Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar* (Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta)

*Prof. Dr. H. Dede Rosyada* (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)

*Dr. TGKH. Muslihan Habib* (STAI Al Aqidah Al Hasyimiyyah, Jakarta)

*Yanuardi Syukur* (Universitas Khairun, Ternate)

*Rowan Gould* (MOSAIC, Australia)

*Prof. Dr. Syeikh Hakim Ilahi* (Islamic Culture Center, Republic Islam Iran)

*Prof. Dr. H. Harapandi Dahri, MA* (Kollej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan, Brunei Darussalam)

#icisalaqidah

#icis

———————-

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.