Mahakarya Rakyat Indonesia “Pancasila Pilar Bangsa”

Buku karya Hayono Isman diterbitkan LKIS “Mahakarya Rakyat Indonesia” kalimat yang bisa jadi banyak tafsir yang digunakan tergantung tingkat pemahaman filosofis yang dimiliki buka sekedar kritik terhadap teks-teks tetap kesesuaian dengan realitas analitik terhadap nalar dan kenyataan, apapun itu semua adalah teks yang harus menjadi konteks dari sejarah dan sikap yang harus dilakukan di masa depan.

Perjuangan dan pengorbanan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan bukan lagi hal yang sebentar tetapi panjang sejarah yang tidak bisa ditulis lagi lebih dari ratusan tahun di jajah pasti tidak cukup dengan hanya baca buku sejarah. Banyak peristiwa yang terjadi tidak bisa ditangkap oleh para sejarahwan, hanya langit dan tanah yang bisa menuliskan nya dengan lengkap tanpa kita sadari tapi memberi tanda tanda bagi yang ingin menanti.

Soekarno menyatakan “jangan dikatakan saya pembentuk ajaran Pancasila saya hanya seorang penggali dari pada ajaran Pancasila itu” maknanya tentu sesuai Balaraja masing-masing, bila di kaji bahwa Pancasila bukan Soekarno atau segelintir orang yang membuat nya, tetapi Pancasila sebagai rumusan ideologi negara yang dirumuskan secara bersama dan musyawarah yang mencakup ruang lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus terus dipelajari dan di laksanakan buka sekedar rumusan yang menjadi ajaran, tetapi dilaksanakan.

Soeharto juga menyatakan “Negara Indonesia berdasarkan Pancasila bukanlah Negara Agama dan bukan pula Negara Sekuler” tampak jelas bahwa Indonesia adalah negara Pancasila yang berdasarkan kesepakatan bersama pendiri bangsa bukan di dasarkam pada golongan tertentu atau agama tertentu, semua bersatu dalam bhineka tunggal Ika Pancasila sebagai pondasi negara.

Pemahaman Mahakarya rakyat Indonesia bisa di sadari dalam konteks sejarah dan apa yang sudah dilakukan oleh para Pahlawan melebihi batas kemampuan orang orang normal, mengapa demikian? pahlawan bangsa Beratus tahun berjuang, pahlawan bangsa siap menderita, kering, tak ada dalam harta, rumah dan kenikmatan sumber daya alam, pahlawan bangsa siap di romusa, kerja paksa, dinas bahkan dibunuh dengan tindakan biadap amoral, semua terjadi dengan kesabaran dan perjuangan yang luar bisa, tidak bisa dibayangkan, apalagi di rasakan bumi Pertiwi menjadi saksi pengorbanan di bawah merah putih hidup dan mati bela negara cinta negara, demi anak cucu hidup bahagia.

Di belakang cover kutipan kalimat presiden RI
Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.