SEKOLAH PKM DARI BROMO KE BENGKULU

Bersama Pak Kyai Rahadi LPTP Solo

(Bengkulu, 2024) Bertemu dengan guru adalah hal yang dinanti yang menyenangkan kita mencoba mengingat apa yang dulu kita pelajari ketika belajar bersama dalam kegiatan Short Course Community Outreach SCCO di Desa Tengger Bromo, Guru dan Suhu Metodologi Pengabdian Kepada Masyarakat PKM kami memanggil Beliau Pak Kyai Rahadi Al Paluri. Kepala sekolah kami Bapak Dr. Agus Afandi yang tabah membimbing kami.

Bersama Pak Ahmad Syarifin Ketua PSG UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu (Sebelah Kiri)

Teman sealumni Bg (Daeng) Azis Dosen UIN Fatmawati Soekarno, Ketua Pusat Studi Gender PSG (Ahmad Syarifin) Pak Sarifin (panggilan nama beliau) ada 4 Ketua PSG laki – laki di seluruh PTKI termasuk Beliau yang juga alumni Metodologi Pengabdian Kepada Masyarakat PKM Partisipasipatory Action Research di Cigugur. Bersama istri saya Emmi Kholilah Harahap.

Di Depan Benteng Marlborough Bengkulu

Pengabdian kepada masyarakat tentu harus dilakukan dengan keikhlasan dan keyakinan bahwa ketika kita mengurus umat dan yakinlah umat akan mengurus kita hidup ini memiliki keterkaitan dan keterikatan antara apa yang dilakukan dan hasil yang didapatkan sehingga tidak ada yang sia-sia dari apa kegiatan pengabdian yang dilakukan.

Pengabdian kepada masyarakat merupakan komitmen dari ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan ilmu akan terasa sangat kering bila tidak diamalkan ilmu akan menjadi hilang bila tidak tersampaikan ilmu akan menjadi bermanfaat dan berkah bila orang lain atau masyarakat mengamalkannya dan bahkan menjadi kebudayaan yang turun-temurun dilakukan.

Kaum akademisi seharusnya haus dengan situasi kondisi atau realitas sosial yang ada di sekelilingnya bukan merasa kenyang bahkan merasa tidak terjadi apa-apa terhadap realitas sosial yang cenderung mengalami kesusahan kehidupan karena Pengabdian muncul dari kegelisahan pengabdian muncul dari kepedulian sehingga seharusnya kita turun atau partisipatif terhadap realitas sosial yang ada ikut serta memberikan solusi terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekeliling kita.

Bagaimana tindak lanjut dari pembelajaran metodologi pengabdian kepada masyarakat yang sudah kita pelajari harusnya sudah memberikan hasil tentu yang sederhana di lingkungan masyarakat sekitar metodologi pengabdian kepada masyarakat akan tinggal menjadi teori bila tidak diterapkan sehingga memang harus selalu didiskusikan agar selalu dilakukan dan bahkan mulai mengajak masyarakat sekitar untuk sama-sama melakukannya karena ini merupakan misi dari perubahan sosial atau yang sering disebut dengan transformasi sosial.

Malam itu kita mulai dari diskusi yang sederhana menanyakan bagaimana kabar menanyakan bagaimana aktivitas atau kegiatan sehari-hari sampai kita membahas tentang program kegiatan pengabdian masyarakat di kampus masing-masing mulai dari program KKN program magang program open rekrutmen untuk magang pra magang serta Bagaimana teknis melaksanakannya apa hasil yang didapatkan serta Bagaimana upaya untuk melanjutkannya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Bila ditanyakan apakah ada masalah atau problematika yang terjadi ketika kita melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam hal ini kita melakukan metodologi partisipatori action research tentu jawabnya ada masalahnya beraneka ragam sesuai dengan situasi sosial yang ada di kampus kita masyarakat lingkungan sekitar sehingga sekarang posisi kita bagaimana menjawab itu dengan rasa kegelisahan yang diwujudkan dengan bentuk komitmen diwujudkan dalam bentuk kepedulian melalui program kegiatan yang sederhana tetapi berkelanjutan bersama masyarakat adalah solusi yang bisa kita capai bersama.

Pengalaman kami sebagai alumni SCCO Bromo dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat wujud dari Tri Dharma perguruan tinggi bersama istri kami melibatkan masyarakat dalam memetakan potensi yang ada di desa kami yaitu di desa Tasikmalaya Kecamatan Curup Utara Rejang Lebong dan kami memulainya dari mendirikan Taman baca masyarakat TBM Tasik malaya.

Banyak kendala yang kami hadapi tetapi kami ingat bahwa kendala tersebut merupakan pintu kedewasaan dalam proses Pengabdian seperti yang disampaikan oleh Pak Kyai Rahadi yaitu ketika melakukan pengabdian harus “BERSARANG” kita harus tinggal bersama masyarakat partisipatif dengan tinggal bersama masyarakat kita mengetahui masalah yang dihadapi solusi yang harus dicari menjalankan solusi tersebut Bagaimana melakukannya dengan Istiqomah sehingga kita memang merasakan melakukan dan bermanfaat bagi sesama.

Metodologi pengabdian kepada masyarakat tentu sudah banyak seperti adanya metodologi PAR, CBR, Tematik, ABCD dan lainnya akan terus berkembang sekarang harus dilakukan apakah dengan metodologi tersebut sudah menjawab tantangan zaman menjawab perubahan zaman dan bahkan apakah kita harus menghadapi sebuah zaman di mana kita tidak mengerti menghadapinya tentu ini pertanyaan yang mendasar sehingga metodologi pengabdian kepada masyarakat harus dijalankan dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan yang ada bukan tinggal hanya sekedar buku panduan Dan inilah yang menjadi kesalahan besar ilmu harus terus dikembangkan ilmu harus terus menjadi kekuatan dengan melihat perkembangan zaman dan zaman.

Tidak ada pengabdian yang dilakukan seperti melakukan kegiatan event organizer yang ketika acara selesai semua selesai kemudian sesuatu yang dikomersialkan tanpa ada di sana unsur kepedulian keprihatinan dan bahkan keberlanjutan yang dilihat dari aspek kebutuhan sosial sehingga memang kita harus hadir di masyarakat di lingkungan masyarakat tinggal bersama masyarakat atau yang disebut dengan istilah “BERSARANG”.

Kita tidak mungkin hanya mendengar cerita tanpa ikut di dalam cerita tersebut seperti halnya cerita yang disampaikan oleh ibu Emmi Kholilah Harahap tentang problem desa kampung halaman yang beliau hadapi bila cerita dahulunya Desa Tanjung Haloban merupakan desa yang begitu indah sumber daya alam yang luar biasa kita tidak susah dalam mencari sumber makanan di parit-parit jalan banyak ikan di pematang sawah butir-butir padi tumbuh dengan indah rasanya enak gotong royong menjadi sebuah tradisi udara yang sejuk tidak adanya tindakan kriminalitas hidup damai dan rukun.

Tapi cerita itu berubah ketika kita sekarang melihat Desa itu ditanami dengan yang tidak sesuai dengan kondisi keindahan Desa seperti yang diceritakan sebelumnya hadirnya tanaman sawit dengan berbagai janji dan harapan serta kemudahan yang didapatkan membuat masyarakat terlena sehingga banyak yang meninggalkan pekerjaan lama yang aturannya harus dipertahankan seperti tradisi bersawah tradisi bergotong-royong sehingga memang perubahan sosial itu terjadi bukan karena kebutuhan tetapi adanya unsur kepentingan adanya unsur relasi kekuasaan dan bahkan pengaruh ekonomi global.

Sekarang apakah itu akan menjadi cerita di masa depan yang tentunya akan semakin parah bila kita melihat kebahagiaan tentunya tidak hanya dicapai dari terpenuhinya kebutuhan tersier tetapi kebutuhan primer yang harus dibutuhkan setiap hari sandang pangan papan yang seharusnya bisa tercukupi sekarang menjadi aspek yang ditakuti aspek yang menjadi ancaman karena ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan primer karena adanya kebutuhan tersier sehingga muncul gejolak sosial permasalahan sosial dan bahkan meninggalkan tradisi lokal yang begitu indah dan bahkan menjadi cerita yang indah di masa sekarang yang akan sulit untuk diubah.

Apakah tradisi lokal itu akan bertahan tentu akan bertahan tapi sekarang menjadi komoditi yang dipasarkan seperti cerita Pak Kyai Rahadi ketika belajar memelihara hewan ternak akan menjadi komoditi ketika anak-anak diajarkan tentang bagaimana beternak sapi sudah ada aspek edukasi tetapi tidak lagi menjadi hal yang bisa atau mudah didapatkan tetapi menjadi bisnis lokal dan bahkan bisnis nasional dengan materi farmer gate di mana ketika berkunjung harus mengeluarkan biaya memandikan sapi harus mengeluarkan biaya dan ini merupakan unsur capital ekonomi tidak lagi menjadi ekonomi Pancasila ekonomi mandiri sebagaimana yang pernah disampaikan oleh presiden kita Soekarno serta bapak koperasi Mohammad Hatta.

Makan di desa hal yang biasa tetapi sekarang sudah menjadi aspek ekonomi lokal siapa yang tidak senang apabila makan di pematang sawah melihat indahnya sawah itu dahulu kita merasakan dekat dengan alam tanpa harus membayar di sana dan di sini tapi sekarang keindahan tersebut menjadi komoditi yang harus dibayar Rumah makan megah menawarkan keindahan tidak lagi menjadi hal yang bisa kita nikmati sekarang menjadi harga yang harus dibayar tentu ini merupakan pergeseran dari masa ke masa yang harus kita rasakan dan harus bahkan Kita renungkan Bagaimana rasanya akan datang.

Beberapa tulisan yang kami tuliskan ini tentu hanya sedikit dari panjangnya diskusi yang kami lakukan bersama Pak Kyai Rahadi dan ini kami sebut sebagai sekolah metodologi pengabdian kepada masyarakat lanjutan dari apa yang sudah kami bahas di Bromo pada waktu itu. Apakah menimbulkan kegelisahan tentu dari panjangnya diskusi munculnya kegelisahan muncul banyak ide dan gagasan yang harus dilakukan dan itu semua tidak bisa dilakukan dengan sendirian kita harus berjamaah kita harus berkelompok berkomunitas Bergerak bersama melakukan perubahan sosial yang bisa kita lakukan dari hal-hal sederhana.

Kami melakukan pengabdian itu berbasis pendidikan berbasis literasi masyarakat karena itu menjadi salah satu fashion yang sedang dan akan Kami lanjutkan dari masa ke masa mempersiapkan generasi yang bisa melanjutkannya menjadi sesuatu yang memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan masyarakat mulai dari Taman Baca Masyarakat, Sekolah Pengabdian Kepada Masyarakat Rejang University, Komonitas Parenting Ibu – Ibu Paud Sps Literasi Qur’ani, Pendidikan yang Terjangkau dan Mutu yang Terjaga RA Tunas Literasi Qur’ani SdLiterasi Qur’ani Kegiatan Belajar Masyarakat Pkbm Literasi Qur’ani RL Sekolah Literasi melalui Penerbit Buku Literasiologi.

Gagasan yang ditawarkan oleh Pak Kyai Rahadi tentang konsep open rekrutmen kelas magang untuk membantu proses kegiatan pendidikan yang ada di lingkungan daerah kami khususnya di desa Tasik malaya Kecamatan Curup Utara Rejang Lebong menjadi salah satu solusi membantu proses pendidikan yang ada di masyarakat selain pemanggang mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman Kita juga bisa mendapatkan dinamika ilmu pengetahuan serta Pengabdian dan ini merupakan mutual yang saling berkaitan dan memberikan kebermanfaatan.

Aspek saling menguntungkan tentu menjadi hal yang menggiurkan tetapi sebenarnya harus kembali kepada niat kebaikan apa yang diajarkan sekolah Pengabdian yang digerakkan harus memberikan dampak saya mengingat apa yang disampaikan oleh teman kami Dharma Setyawan bahwa kegiatan pengabdian itu adalah esensi bukan mencari sensasi kegiatan pengabdian itu adalah yang memberi dampak bukan yang tampak kegiatan pengabdian itu adalah kebersamaan bukan mencari keuntungan karena sebenarnya pengabdian itu adalah ajaran Agama untuk berbuat kebaikan dengan sesama.

Payungi University salah satu sumber inspirasi kami motivasi kami dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kemasyarakatan berbagai kegiatan pengabdian salah satunya dengan menghadirkan relasi ekonomi membuat pasar rakyat menghadirkan tempat-tempat edukasi Taman baca kemudian proses pendidikan informal yang baik yaitu pendidikan di keluarga sampai dengan pendidikan non formal di masyarakat adanya sekolah sekolah seni mengajak teman-teman yang memiliki kegiatan giat ekonomi bahkan sekarang kami lihat sudah bergerak di kegiatan anak berkebutuhan khusus difabel hal inilah yang membuat pengabdian itu menjadi sesuatu yang indah menjadi sesuatu yang harus dilakukan.

Kaum akademisi tidak lagi bisa duduk di kursi yang empuk menatap laptop dengan kesehariannya memikirkan apakah jurnal akan publis tentu itu hal yang bisa kita lakukan tapi menghadirkan teori dengan realitas harus berkelanjutan teori tidak akan bertahan lama dia pasti berkembang seiring jalannya realitas dan munculnya teori-teori baru hal inilah yang harus kita lakukan sehingga perkuliahan seminar kelas tidak lagi hanya sekedar basa-basi seminar kelas harus bisa menghadirkan realitas sosial yang didiskusikan dari kenyataan yang ada bukan fatamorgana yang selalu menjadi sarana dalam sebuah diskusi yang terkadang hampa.

Beberapa poin yang tentunya dari sekolah Pengabdian Bromo hingga Bengkulu yaitu pengabdian kepada masyarakat harus menjadi kegiatan yang kita lakukan secara partisipatif kegiatan yang dilakukan dengan metode bersarang kegiatan yang dilakukan dari bentuk kegelisahan karena setiap zaman memiliki tantangannya cerita Desa masa lalu tentu berbeda dengan Desa sekarang cerita tentang teknologi tentu berbeda dengan sekarang dengan adanya artificial intelijen merupakan peluang tetapi menjadi tantangan yang besar apalagi dengan kekayaan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari teknologi ternyata tidak menjadi atau bahkan solusi yang menggelisahkan apabila kita menghadapi dinamika diskusi keilmuan bersama dosen dan mahasiswa.

Program kelas magang bisa kita lakukan untuk mengajak teman-teman lakukan kegiatan pengabdian bisa pada aspek pendidikan formal dan pendidikan non formal semua tidak harus dinilai dari materi tetapi dari keikhlasan pengorbanan akan memberikan materi yang lebih banyak apabila ditanyakan di masa sekarang mungkin belum ada tapi yakinlah di masa depan itu akan menjadi modal yang sangat penting modal tidak hanya materi relasi koneksi interaksi merupakan modal sosial yang sangat penting untuk mencapai kehidupan yang lebih damai lebih indah dan lebih menguntungkan.

Seperti yang kita alami kami tidak menyangka akan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa di bidang Pengabdian seperti Kyai Rahadi, Pak Dr. Agus Afandi, Dharma Setiawan, dan teman teman dari komunitas Pengabdian Kepada Masyarakat yang Istiqomah, Idealisme, Kesederhanaan. Kegiatan diskusi ini tentu akan menjadi pelajaran penting Bagaimana kegiatan Pengabdian harus menjadi karakter kita tidak ada manusia yang hidup sendiri manusia selalu berdampingan zoon politicon Aristoteles manusia adalah makhluk sosial kaum akademisi tidak akan menjadi akademisi bila tidak mendekatkan realitas sosial dengan banyaknya teori diajarkan di bangku kuliah.

Kegiatan kuliah kerja nyata seharusnya menjadi refleksi sosial antara dunia kampus dengan dunia masyarakat, seperti yang saya alami sebagai dosen pembimbing lapangan di desa Tebat Pulau Bermani Ulu, masih seharus Siap dengan kondisi sosial di desa tersebut kondisi desa dengan penghasil kopi yang luar biasa tetapi kita melihat kondisi masyarakatnya masih tergolong kurang sejahtera hal ini menjadi pelajaran yang penting ini realitas sosial yang harus dipelajari menjadi catatan untuk mendapatkan solusi tidak ada Superman yang adalah super team tidak ada perubahan yang sebentar perubahan itu butuh dalam proses jangka waktu yang lama Bagaimana menghadapinya kita harus ikut serta partisipatif dalam perubahan tersebut.

Kegiatan kuliah kerjanya atau tidak hanya sekedar program untuk menyelesaikan studi akhir untuk melengkapi rangkaian hingga nanti menuju ujian skripsi kuliah kerja nyata harus menjadi bentuk kegelisahan kepedulian sosial Bagaimana dosen dan mahasiswa ikut serta partisipatif Bagaimana kehidupan masyarakat yang sesungguhnya bercerita tentang kekurangan air pekerjaan yang sulit bertani tidak lagi seperti dahulu Bagaimana pengaruh dari ekonomi global kapitalisme serta munculnya rasa kekhawatiran yang besar kelaparan kemiskinan dan bahkan aspek yang lebih besar adalah hutang negara hal ini memang tidak begitu indah untuk didiskusikan tetapi ini perlu kita pikirkan dan cari solusinya Karena di masa depan mungkin kita tidak lagi menjadi aktornya tetapi anak-anak kita harus kita persiapkan menjadi aktor transformasi sosial tidak ada perubahan sosial tanpa persiapan yang harus lebih matang lebih dewasa kapan kita lakukan yaitu sekarang.

Ketajaman nalar tentu didapatkan dari partisipatif kita di lingkungan masyarakat realitas beberapa mahasiswa kita yang cenderung instan dalam proses pembelajaran merupakan problem sosial yang besar yang harus kita hadapi kekayaan intelektual yang harus didapatkan dari proses metodologi penelitian sekarang mulai tergusur dengan kecanggihan teknologi Artificial Intelijen (AI) Bagaimana yang harus kita lakukan kita harus kembali kepada kehidupan sosial yang sebenarnya bukan berada dalam kehidupan sosial media dalam kehidupan keindahan berselancar Di lautan dunia maya semua perlahan harus kita hadirkan dalam realitas sosial kebutuhan sosial dan transformasi sosial yang diharapkan menjadi kekuatan sosial itu bermanfaat dan keberkahan hidup di dunia dan di akhirat.


Sumarto sumarto
Latest posts by Sumarto sumarto (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published.