Bagian dari Struktur Budaya dalam Organisasi Dapatkah di ubah?

Suryawahyuni Latief, Ph.D (STISIP NH Jambi) – Komunitas Literasi

             Individu sebagai makhluk sosial memerlukan wadah untuk beraktivitas dan berinteraksi dalam memenuhi kebutuhan dirinya baik sebagai pemenuhan kepuasan diri sendiri maupun untuk kepentingan lain yang dibutuhkan.  Wadah pemenuhan kebutuhan individu dikenal dengan sebutan organisasi. Berdasarkan teori-teori terkait organisasi yang penulis simpulkan bahwa organisasi memiliki pengertian sebagai kumpulan beberapa individu untuk melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Organisasi berdasarkan visi, misi, dan tujuan  terbagi atas tiga yaitu organisasi formal, informal dan non-formal. Setiap organisasi memiliki budaya dan struktur yang disesuaikan dengan tujuan visi, misi dan sasaran yang hendak dicapai.

Menurut Schabracq (2007: 17-18)  bagian struktur dari budaya organisasi terdiri atas:

Mythology (mitologi)

      Menurut Wikipedia Mitologi adalah sekumpulan mitos dan legenda yang berisi kisah-kisah mngenai pahlawan, sifat, nilai, nilai dan makna yang ada dalam masyarakat. Mitologi dalam organisasi merupakan prinsip-prinsip yang diterapkan kepada anggotanya terkait dengan hal-hal yang mengandung kebaikan dan keburukan, lazim dan tidak lazim, dan standard dan tidak standar, serta normal dan tidak normal. Bentuk mitologi dalam suatu organisasi dapat berupa tulisan atau gambar sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi.

Rules and Norms (Peraturan dan Norma)

     Peraturan dan Norma merupakan tingkatan selanjutnya setelah mitologi dan konsekuensi dari mitologi yang dimiliki oleh organisasi. Peraturan dan norma memuat hal-hal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan, atau yang dilakukan atau yang tidak dilakukan.

Assumptions (asumsi)

    Bagian yang paling terdalam dalam suatu organisasi adalah asumsi, yang memuat tentang yang seharusnya dan tidak seharusnya. Ketiga bagian dari struktur dari budaya organisasi tersebut, dalam perkembangannya apakah dapat mengalami perubahan?

          Perubahan adalah hal yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari oleh organisasi sebagai wadah berkumpulnya sejumlah individu. Hal ini dikarenakan arus informasi dan teknologi yang terus berkembang dan sangat cepat. Perkembangan informasi dan teknologi yang ada memberikan dampak terhadap struktur dari budaya suatu organisasi, sebagai contoh, saat ini organisasi harus meyakini bahwa slogan  seperti “biar lambat asal selamat” tidak lagi mampu untuk diterapkan pada masa sekarang karena begitu cepatnya informasi dan teknologi berkembang.

Slogan ini lebih tepatnya diubah menjadi “biar cepat dan tetap selamat”. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melakukan sesuatu harus menggunakan daya pikir yang smart yaitu bagaimana suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dapat terselesaikan dengan baik dan meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang negatif.

        Selanjutnya, struktur budaya dalam suatu organisasi, seperti peraturan dan norma serta asumsi juga seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi mulai mengalami perubahan sesuai dengan permintaan kondisi masyarakat, namun perubahan yang terjadi seharusnya  ttidak meninggalkan apa yang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang hidup pada lingkungan organisasi itu berada.

         Maka, dapat disimpulkan bahwa bagian struktur budaya organisasi mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi  dan tanpa meninggalkan nilai dan norma yang berlaku umum dalam masyarakat setempat sebagai upaya mempertahan keberadaan organisasi dan ikut berkompetisi secara sehat.

Referensi

Schabracq. J. Marc. 2007.  Changing Organizational Culture: The Change Agent’s Guidebook. Netherland: John Wiley & Sons, Ltd.

Suryawahyuni Latief

Leave a Reply

Your email address will not be published.