Prof. Dr. H. M. Darwis Hude, M.Si MODERASI BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AL QUR’AN

Prof. Dr. H. M. Darwis Hude, M.Si Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam

Menarik dan Membuka Cakrawala Berpikir dan Merasakan Indahnya Kehidupan yang Majemuk dengan cara Beragama yang Baik dan Benar, Belajar dan Diskusi bersama Prof. Dr. H. M. Darwis Hude, M.Si. Guru Besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Direktur Pascasarjana PTIQ Jakarta. Dalam Al Qur’an kita bisa mempelajari tentang Keberagaman dan Keberagamaan menjadi Hikmah pelajaran penting dalam kehidupan, bahwa kemajemukan adalah kasih dan sayang dari Allah subhanahu wa ta’ala agar kita saling mengenal, memahami dan saling menolong.

Kita Bisa mempelajari dan mendiskusikan beberapa ayat dalam Al Qur’an yang mengajarkan tentang Kemajemukan diantaranya; Keragaman flora; Beragam warna dan rasa (Q.S. 6: 141), keragaman fauna (Q.S 24: 25), (Q.S 35: 28), Keragaman manusia (Q.S 17: 84) (49: 13), (Q.S. 51: 8).

Kehidupan itu ternyata sangat indah bila kita memaknai perbedaan atau kemajemukan itu dengan rasa cinta dan syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ternyata perbedaan itu tidak hanya kita temukan di antara manusia ternyata Allah subhanahu wa ta’ala banyak mengajarkan manusia tentang perbedaan diantaranya adalah kehidupan flora dan fauna kehidupan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ternyata itu pun berbeda dan menjadi sumber pelajaran yang sangat penting bagi manusia.

Menjaga dan Merawat Bangsa

Banyak contoh yang kita lihat seperti tanaman-tanaman yang ada di sekitar rumah kita lingkungan masyarakat; buah durian tentu berbeda jauh dengan buah pisang begitu juga dengan buah-buah lain ada yang sejenis tapi berbeda seperti buah jambu, buah jambu ternyata banyak jenisnya dan itu mempengaruhi bentuk rasa dan lain sebagainya, seperti itu juga hewan kita bisa melihat antara kucing, harimau, singa itu pun berbeda, jenis-jenis kucing juga berbeda dan sangat banyak lagi perbedaan-perbedaan yang bisa kita lihat dari tanaman dari hewan dan bahkan setiap tanaman itu memiliki musim ketika berbuah seperti ada musim durian ada musim rambutan.

Proses Belajar adalah Bahagian sangat Penting dalam Menjaga dan Merawat Bangsa

Masya Allah ini merupakan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk manusia mengajarkan kita bahwa perbedaan itu tidak menjadi sumber perpecahan tetapi menjadi sumber kekuatan dan ini Allah subhanahu wa ta’ala telah gambarkan di dalam Alquran yang harus kita pelajari dan menjadi hikmah dalam kehidupan.

Prof. Dr. H. Darwis Hude menyampaikan Islam sudah moderat. Akan tetapi, umatnya memang harus senantiasa diingatkan agar tidak tafrid/berlebihan. Memahami moderasi beragama tentu yang harus kita ketahui bahwa agama itu tidak bisa dimoderasi karena agama itu sudah sempurna yang datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala sekarang yang harus kita ketahui juga adalah bagaimana sudut pandang perspektif dan cara kita beragama supaya tidak berlebih-lebihan tidak ekstrim kanan ataupun tidak ekstrim kiri.

Memandang perbedaan bukan suatu hal yang menyebabkan perpecahan tetapi memandang perbedaan dengan sikap toleran adalah kekuatan persatuan perdamaian dan kerukunan hal inilah yang dipertegas oleh Beliau dengan ragam contoh yang luar biasa mulai dari contoh keragaman flora dan fauna itu sebenarnya hikmah kehidupan yang harus diketahui manusia bahwa perbedaan yang sudah dibuat Allah subhanahu wa ta’ala itu agar kita bisa saling menghargai mencintai dan bisa memberikan kesadaran bahwa apabila dunia ini diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala semuanya sama yang terjadi pasti adanya konflik yang besar tetapi itu tidak Allah lakukan perbedaan yang dilakukan adalah untuk mewujudkan keindahan dalam kehidupan.

Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Salah satu ayat yang menjadi dasar dalam mempelajari moderasi beragama adalah surah albaqarah ayat 143. Ayat yang di dalamnya terdapat kata Wasathan yang jadi akar kata Wasathiah, atau moderat.

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.” Surat Al Baqarah Ayat 143.

Bukan kebetulan ayat ini tepat berada di tengah-tengah atau pada Wasat Suratal-Baqarah, tentunya Allah memberikan atau menyampaikan kepada kita pasti ada sebabnya, merupakan hikmah yang perlu kita pelajari dan sesuatu itu tidak mungkin ada yang kebetulan menjadi sumber pelajaran bagi kita semua.

Bersama Bapak Jenri Ambarita Dosen dari Institut Agama Kristen Negeri IAKN Ambon Bersama Membangun Bangsa

Beliau menyampaikan Kita harus menciptakan ekosistem untuk menguatkan moderasi beragama yang dimulai dari cakupan peran keluarga, peran masyarakat, peran lomba pendidikan, peran lembaga keagamaan, peran media, peran negara. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang toleran Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi referensi dunia internasional dalam hal menjaga kerukunan dan perdamaian banyak kita lihat studi tentang multikultural studi tentang kerukunan umat beragama selanjutnya moderasi beragama salah satu sumbernya adalah praktek atau tradisi yang ada di Indonesia.

Prof. Dr. H. M. Darwis Hude, M.Si menyampaikan Materi Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam dan Master of Trainer Bapak Paulus Tasik Galle’ Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama RI

Problem keagamaan yang terjadi tentu diakibatkan karena cara beragamanya yang berlebihan atau kita harus membedakan mana hak individual yang kita miliki Dan mana kewajiban kebangsaan yang harus kita lakukan menjalankan ajaran agama dalam konstitusi kita diberikan kebebasan menjalankan ajaran agama kita tetapi makna kebebasan di sini harus sesuai dengan syariat begitu juga kita memandang agama yang lain Mereka juga menjalankan agamanya sesuai dengan ketentuan norma nilai yang ada di dalam agamanya.

Hidup Berdampingan, Perbedaan adalah Sumber Kekuatan

Titik temunya di mana yaitu sesuai dengan 4 indikator moderasi beragama yang pertama adalah komitmen kebangsaan walaupun kita berbeda agama suku dan ras tetapi kita memiliki bangsa yang sama yaitu bangsa Indonesia bagaimana kita melihat perbedaan tadi ya dengan sikap toleran selanjutnya tidak melakukan kekerasan dan ramah terhadap budaya lokal yang ada hal inilah sesuatu yang sangat penting dalam mewujudkan ekosistem penguatan moderasi beragama yang ada di negara kita. (Sumarto)

Menjadi Trainer Penguatan Moderasi Beragama

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.