KHUTBAH IDUL FITRI 1444 H PUASA RAMADHAN DAN IDUL FITRI DALAM HIKMAH KEHIDUPAN (BERSYUKUR, BERSAUDARA, MUHASABAH)

Khutbah Idul Fitri 1444 Hijriyah dengan Judul Puasa Ramadhan dan Idul Fitri dalam Hikmah Kehidupan (Bersyukur, Bersaudara, Muhasabah) Semoga kita semua bisa memaknai Ruasa Ramadhan dan Idul Fitri dengan meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah Subhana wata’ala amin ya Allah.

Bersyukur adalah Sikap Berterima Kasih, tidak ingkar atas nimkat yang diberikan Allah, tidak Berlebih – Lebihan dalam Menjalani Kehidupan, seperti Lebaran Tak Perlu Berlebih-lebihan (M. Ishom el-Saha)

Belajar apa yang dilakukan Rasulullah Saw pada saat merayakan Lebaran, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Zaad al-Ma’aad oleh Ibnul Qayyim; ternyata kebahagiaan merayakan lebaran ada batasannya.

Rasulullah Saw mengajak para sahabatnya untuk mengumandangkan takbir dan tahmid sebagai ungkapan rasa bahagia dan bersyukur atas nikmat Allah

Rasulullah Saw menyerukan perintah tunaikan Zakat Fitrah kepada para sahabat di pagi hari yang masih gelap gulita sampai batas waktu dikerjakannya Salat Idul Fitri.

Idul Fitri memang penting untuk dirayakan sebagai bentuk kegembiraan ummat Islam. Allah Swt berfirman dalam Surat Yunus ayat 58 : Artinya: “Katakanlah! Dengan anugerah Allah dan kasih sayang-Nya maka dengan demikian bergembiralah!”

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Terjemahan Kemenag 2019

58.  Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan”Pertama, Nabi Muhammad memang menganjurkan supaya sebelum beranjak ke tempat Salat Id, kita disunnahkan mengisi perut kita. Namun yang dimakan oleh Rasulullah hanya beberapa butir kurma saja.

Kedua, Nabi Muhammad terbiasa mandi di pagi hari sebelum Salat Id. Beliau juga mengenakan pakaian terbaik dengan aroma minyak wangi yang menyegarkan, seperti yang beliau sabdakan: Artinya: “Baguskan jalan kalian. Indahkan pakaian kalian sehingga kalian harum di antara orang orang”

Beliau di saat hari raya memakai pakaian terbaiknya. Dalam riwayat, beliau biasa menggunakan jubah berwarna hijau dan kadang kadang jubah warna putih yang bergaris merah kunyit yang sangat beliau sukai.

Pakaian yang dikenakan Nabi sangat istimewa akan tetapi tetap ada batasan kewajarannya. Dalam riwayat Abdullah b. Umar, dijelaskan bahwa pernah suatu ketika ada seorang sahabat yang menghadiahi Nabi Muhammad berupa jubah baru dari bahan sutra yang dibeli di pasar Madinah. Namun jubah itu ditolak oleh Rasulullah dan beliau tidak mau memakainya untuk salat Idul Fitri. Beliau berkata: “Pakaian ini hanya cocok buat orang yang tidak punya akhlak!”

Rasulullah Saw tak berlebih-lebihan dalam merayakan lebaran. Sebab semangat berlebaran ialah membangun solidaritas dan hubungan baik dengan sesama ummat Islam khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Rasulullah Saw tatkala memilih pelaksanaan Sholat Id tidak di dalam masjid, tetapi di tanah lapang. Beliau pun tak sungkan untuk berjalan kaki menuju lokasi. Bahkan beliau memiliki kebiasaan untuk melalui jalan yang berbeda antara berangkat dan pulang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Raaulullah tatkala berangkat menuju tempat salat Id maka jalan yang dilewatinya berlaian dari jalan ketika beliau kembali.

Pada saat berangkat menuju Salat Id, beliau memilih melewati jalan pasar besi (al-Hadidin) dan pada saat kembali ke rumah memilih jalan pasar sendal-sepatu (al-Khizdain). Tujuannya tidak ada lain terkecuali supaya Rasulullah bisa bertemu dan menyapa para sahabatnya yang tersebar di lorong-lorong kota Madinah. Beliau sapa para sahabatnya dengan kalimat penghormatan dan ucapan selamat lebaran: “Taqabbalallahu minna ma minkum.” Begitulah jiwa sosial dan keakraban Rasulullah Saw dengan para sahabat yang patut diteladani oleh ummatnya.

Termasuk kebiasaan Rasulullah Saw adalah menyapa para kaum Hawa dengan sangat humanis. Beliau berkata: “Ayo bersedekah!” Dalam sebuah riwayat beliau berkelakar: bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum perempuan. Konon tatkala beliau berkata demikian raut muka kaum Hawa terlihat ketakutan. Maka disambung lagi oleh Rasulullah: “Ayo bersedekah” Tentu saja karena sedekah dapat menyelamatkan manusia dari siksa kubur dan neraka.

Para kaum Hawa sahabat Nabi gembira dengan cara Nabi menyapa mereka. Dalam penjelasan Kitab Zaad al-Ma’aad disebutkan bahwa para kaum hawa terbiasa mengeluarkan sedekah di hadapan Nabi setelah selesai Salat Id.Bersaudara adalah saling menegenal, memahami, menolong dan menyelesaian masalah dengan musyawarah. Idul Fitri memberikan Semangat Persaudaraan dan Ukhuwah Wathaniyah (Prof. Dr. KH Oman Fathurahman, M.Hum)“‘Id dinamakan ‘kembali’ karena ia kembali setiap tahun, dengan kebahagiaan yang diperbaharui”. Adapun al-fitr artinya berbuka, serumpun dengan kata ifthar, berbuka puasa. Dinamakan demikian karena Idul Fitri adalah hari pertama di mana kita dilarang berpuasa, setelah sebulan penuh kita menjalani ibadah puasa Ramadan. Karenanya, sumber-sumber Arab menyebut pengertian Idulfitri sebagai: Idulfitri adalah “hari pertama dimulainya kembali berbuka bagi orang-orang yang berpuasa, serta (hari) diharamkan puasa di dalamnya”.

Dalam setiap kembalinya hari raya Idulfitri, umat Muslim Indonesia khususnya sering saling mengucapkan doa: taqabbalallahu minna wa minkum Doa itu mengandung semangat untuk saling mendoakan agar seluruh ibadah kita di bulan suci Ramadan khususnya, diterima oleh Allah Swt, serta memberikan dampak kemenangan, kebaikan, dan kemaslahatan bagi kita di sepanjang zaman.

Idulfitri pertama yang dirayakan oleh umat Islam pada tahun kedua Hijriah, atau tahun 624 M, Rasulullah Saw dan para sahabatnya baru saja kembali dari perang Badar, salah satu peristiwa bersejarah di mana umat Muslim yang jumlahnya masih sangat terbatas, terpaksa harus mempertahankan diri menghadapi musuh, demi menegakkan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang sedang diperjuangkan.

Berkat disiplin dan kepatuhan terhadap strategi yang dijalankan oleh Nabi Muhammad Saw, kaum muslimin memperoleh kemenangan meski dengan pasukan yang sangat kecil, dan bahkan sebagian para sahabat sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Dalam perjalanan sejarah, kemampuan mempertahankan diri dan kemenangan dalam perang Badar itu kelak amat sangat penting karena menjadi tonggak lahirnya optimisme para sahabat Nabi dalam memperjuangkan nilai-nilai luhur ajaran Islam, yang sejatinya ditujukan untuk menegakkan keadilan dan perdamaian.

Betapa tidak mudahnya merawat kebersamaan di tengah masyarakat yang sangat majemuk, lebih majemuk dibanding masyarakat Arab ketika Rasulullah Saw mulai mengemban misi kenabian (nubuwwah), 14 abad yang lalu. Sebagai umat yang saat ini berjumlah mayoritas di Indonesia, adalah tugas kita bersama, umat Muslim Indonesia, untuk memberikan teladan bahwa semakin kita taat beragama, semakin kita bisa merawat semangat persaudaraan, dan semakin kita saleh secara pribadi, maka semakin kita bisa memberikan kontribusi pada terciptanya kemaslahatan bersama.

Allah berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Q.S Al Hujurat; 13.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Terjemahan Kemenag 2019

13.   Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.Para ulama kita menyerukan keharusan menjaga persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah), melainkan juga persaudaraan sesama warga bangsa (ukhuwah wathaniah), dan bahkan persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniah/basyariah).

Semangat persaudaraan yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhahu, yang ia sampaikan kepada Malik al-Asytar, Gubernur Mesir. Saat itu, Sayyidina Ali sedang menjabat sebagai Khalifah keempat dari para Khulafa al-rasyidin. Ia berkata: “Manusia hanya ada dua golongan: apakah ia saudaramu seagama, atau ia saudaramu sesama manusia”.

Kasih sayang dan cinta sebagai sesama saudara, apalagi yang didasarkan pada satu keyakinan agama yang sama, seyogyanya dapat mempersatukan, tanpa harus menyamakan.

Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman: “Cinta-Ku (Allah Swt) Kupersembahkan bagi orang yang saling menyayangi karena Aku, orang yang mau duduk bersama karena Aku, orang yang sukahati saling mengunjungi karena Aku, dan orang yang ikhlas bergantian berbagi karena Aku.” Dinamika kehidupan yang kita jalani tentu sangat beragama, adakalanya kita sedih dan juga bahagia, kita ditimpa musibah,kematian dan kehidupan,  munculnya perdebatan bahkan perselisihan, seharusnya kita menyadari bahwa kehidupan ini adalah bentuk ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita. Allah SWT berfirman :

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

Terjemahan Kemenag 2019

1.  Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

2.  yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Q.S Al Mulk: 1-2Kita harus mengetahui dan menyadari banyak cara Allah Swt menguji hamba-Nya, agar menjadi hamba yang saleh, yang semakin teguh dalam meyakini ajaran agamanya, dan semakin erat tali persaudaraan dengan sesamanya. Allah SWT berfirman :

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Terjemahan Kemenag 2019

191.  (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Q.S Ali Imran: 191.Muhasabah Meneliti perbuatan diri untuk Kehidupan yang Lebih Baik, Bermakna dan Bermanfaat  (Prof. Dr. Arif Satria. SP, M.Si)

Dengan muhasabah, perbuatan buruk pada masa lalu tidak perlu diulangi pada masa yang akan datang. Maka dengan muhasabah, hari esok kita akan lebih baik, di dunia juga di akhirat Insya Allah SWT. Sahabat Umar Ibnul Khaththab r.a. berkata: Artinya : “Hendaklah kalian menghisab (mengintrospeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab (oleh Allah subhanahu wata’ala)” (H.R. At-Tirmidzi-Ahmad).

Perbuatan yang bisa menghubungkan antara masa lalu dan masa depan sehingga lebih baik adalah introspeksi diri. Allah SWT berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Terjemahan Kemenag 2019

18.  Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Q.S Al Hasyar: 18. Orang yang rajin melakukan muhasabah sesungguhnya merupakan sosok pembelajar, dan kita dituntut untuk menjadi pembelajar sejati sepanjang hayat. Banyak kisah dalam Al-Qur’an yang harus menjadi bahan pelajaran untuk peringatan ke depan, dan hanya sosok pembelajar yang bernama Ulul Albab yang mampu belajar dari kisah-kisah masa lalu tersebut. Allah SWT berfirman :

لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۗ مَا كَانَ حَدِيْثًا يُّفْتَرٰى وَلٰكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ

Terjemahan Kemenag 2019

111.  Sungguh, pada kisah mereka benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. (Al-Qur’an) bukanlah cerita yang dibuat-buat, melainkan merupakan pembenar (kitab-kitab) yang sebelumnya, memerinci segala sesuatu, sebagai petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang beriman. Q.S Yusuf: 111.Sosok pembelajar sejati adalah sosok yang selalu berpikir dan berpikir, sehingga mampu mengakumulasi ilmu yang didapatkan untuk diamalkan. Itulah mengapa Allah SWT meningkatkan derajat orang-orang yang berilmu. Tidak lain karena orang-orang yang berilmu inilah yang diharapkan bisa terus menebar rahmat di muka bumi. Orang-orang yang berilmu lah yang bisa merancang arah perubahan sosial di masa depan. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Terjemahan Kemenag 2019

11.  Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Q.S Al Mujadalah: 11.Muhasabah juga mengandung makna perlunya orientasi pada masa depan. Tujuan evaluasi diri adalah untuk untul lebih baik di masa depan. Ada dua dimensi masa depan, yaitu masa depan di dunia dan di akhirat. Visi besar seorang mukmin adalah menjadi hamba yang berbahagia di dunia dan akhirat. Keseimbangan masa depan di dunia dan akhirat adalah keniscayaan, sebagaimana doa kita sehari-hari yang artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” Dunia adalah jembatan menuju akhirat. Karena itu kehidupan dunia pun tidak boleh ditinggalkan. Allah SWT berfirman:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Terjemahan Kemenag 2019

10.  Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Q.S Al Jumu’ah: 10.

اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Terjemahan Kemenag 2019

17.  Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah tidak mampu memberikan rezeki kepadamu. Maka, mintalah rezeki dari sisi Allah, sembahlah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan. Q.S Al Ankabut: 17

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Terjemahan Kemenag 2019

77.  Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Q.S Al Qasas: 77Namun demikian, berburu dunia pun tidak boleh melupakan akhirat. Marilah kita ingat kisah Qarun yang berlimpah harta namun akhirnya binasa. Qarun adalah orang saleh miskin yang kemudian minta tolong Nabi Musa agar didoakan kaya. Namun setelah kaya raya dia menjadi sombong dan meninggalkan ibadah serta tidak lagi peduli sesama. Jadi ayat tersebut mengingatkan kita perlunya keseimbangan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ

Terjemahan Kemenag 2019

12.  Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah) yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauhulmahfuz). Q.S Yasin: 12. Muhasabah diri akan mendorong seseorang untuk mengasilkan kebaikan, kemanfaatan dan termotivasi untuk terus berprestasi karena terus berupaya belajar dari masa lalu untuk kelebihbaikan di masa depan. Orang yang berprestasi adalah orang yang mau belajar dari masa lalu, baik masa lalu dirinya maupun orang lain. Selain itu, juga karena orang yang berprestasi yakin bahwa Allah subhanahu wata’ala sangat detil dan akurat dalam mencatat setiap kabaikan hambanya. Allah SWT berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ ࣖ

Terjemahan Kemenag 2019

7.  Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.

8.  Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.

Q.S Al Zalzalah: 7- 8Muhasabah diri juga bagaimana kita bisa meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain. Meminta maaf adalah sikap tanggung jawab dan mulia, walaupun berat untuk dilakukan, tetapi itu adalah keharusan. Sebagai anak memohon maaf kepada orangtuanya adalah Kebaikan, harus dilakukan, sebagai anak kepada orangtuanya yang sudah tiada harus mendoakannya, Sebagai sesama saudara kita menyadari banyak kesalahan, mulailah untuk saling mema’afkan, mulailah dengan perkaataan yang menyenangkan, perkataan yang mengandung kebaikan, bukan perkataan yang menyakitkan dan perkataan yang bohong menyesatkan. Mari intropeksi diri kita sebagai bentuk hamba Ilahi yang selalu tidak luput dari kesalahan.

“Kita sudah merasakan Puasa Ramadhan setiap Tahun, Merayakan Idul Fitri Hari Kemenangan, Apakah kita pernah menyadarinya bahwa Puasa Ramadhan dan Idul Fitri bukan sekedar akfitas Tahunan tetapi Hikmah Kehidupan, Allah SWT sedang melihat kita kesungguhan dan makna ketangguhan, Belajar untuk Bersyukur dan Bersabar dalam menjalani Kehidupan, Jangan sampai apa yang dilakukan menjadi sia – sia dan muncul penyesalan, apakah penyesalan itu selalu kita tanyakan, karena memang selalu datang terlambat dengan semua tangisan. Ayah dan Ibu kita selalu mendidik kita dengan Kesabaran, Menanti kita yang jauh dari Perantauan, Apakah anakku akan Pulang, Merindukan kami yang sudah tua hidup yang tinggal di kala Senja, Ayah dan Ibu kita yang sudah tiada, Sedih hati terkadang perasaan yang remuk, apakah ini penyesalan, jangan sampai membuat kita lupa dan hidup sia – sia dengan selalu meratapinya, mari kita doakan, mari kita sedekah, mari berbuat kebaikan akan melapangkan kuburan orang tua kita dan saudara kita. Mari di hari Kemenangan, hari kembali suci kita selalu bersyukur, menjalin persaudaraan dan selalu muhasabah diri.”

Sumarto, Dosen IAIN Curup.

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.