ASN sebagai SDM Unggul Indonesia Maju

Sumarto – IAIN Curup (Peserta Latsar Balai Diklat Keagamaan Palembang)

Momentum kemerdekaan Indonesia, tidak hanya sekedar ulang tahun biasa, tetapi menjadi pelajaran yang luar biasa untuk mengevaluasi pencapaian kerja yang dilakukan selama 74 tahun. Evaluasi tentunya tidak sekedar evaluasi tetapi melakukan aksi demi aksi di setiap hasil evaluasi yang di lakukan.

Dari sabang sampai merauke, memperingati dan memeriahkan hari ulang tahun Republik Indonesia yang Ke 74, dengan berbagai macam kegiatan yang bisa memberikan pelajaran tentang perjungan pahlawan dan kegiatan perlombaan yang bisa memompa semangat nasionalisme untuk cinta tanah air, untuk membanggakan ibu pertiwi dan untuk Indonesia maju dan berjaya selamanya.

Sebagai peserta Pelatihan Dasar (LATSAR) di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Provinsi Palembang (mulai dari tanggal 14 Agustus – 3 Sepetember 2019 Tahap I dan tanggal 4 Sepetember – 3 Oktober 2019 tahap II) https://bdkpalembang.kemenag.go.id/artikel-7078-pembukaan-latihan-dasar-cpns-kementerian-agama-golongan-iii-angkatan-iiiiii, menjadi niat dan tekad yang kuat untuk menyampaikan setiap gagasan – gagasan dalam memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia yang Ke 74, dengan harapan setiap gagasan – gagasan ini berubah menjadi narasi – narasi yang kemudian menjadi karya – karya sebagai kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.

“Foto Bersama Setelah Upacara Bendera Memperingati HUT Republik Indonesia Ke-74”

Proses kegiatan LATSAR bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah di atur tentunya dalam PERLAN No. 12 Tahun 2018, mulai dari proses persyaratan, materi kegiatan, pelaksanaan, evaluasi sampai kepada kelulusan, menjadi ketentuan yang harus di patuhi oleh setiap CPNS yang sedang mengikuti proses LATSAR. Dalam rangkaian kegitan LATSAR banyak materi – materi yang di sampaikan oleh setiap narasumber dari TNI dan Widyaiswara dari BDK Palembang, menjadi sumber informasi dan referensi untuk membuat gagasan – gagasan menjadi ASN yang unggul untuk Indonesia Maju sesuai dengan tag line HUT RI ke 74.

Ada beberapa gagasan – gagasan menjadi ASN yang unggul, diantaranya yang ke – 1. Nasionalisme, sebagai ASN hal yang paling mendasar adalah cinta tanah air dengan segenap jiwa dan raga, mendahulukan kepentingan negara dari pada kepentingan individu dan kelompok, Pancasila dan UUD 1945 menjadi ideologi negara serta peraturan yang harus di patuhi untuk kesejahteraan rakyat. Nasionalisme harus bisa di pahami tidak hanya tekstual tetapi harus tekstual yaitu Nasionalisme hadir di setiap langkah kehidupan bernegara di Kantor, lingkungan masyarakat dan keluarga. Nasionalisme tidak hanya sekedar “slogan atau seruan” tetapi harus bisa menjadi jati diri bangsa, sehingga semangat patriotisme bisa membara dan merasa. Apapun yang di lakukan untuk kemajuan bangsa dan negara, untuk Indonesia adil dan makmur.

Yang ke – 2 Sedia Berkorban. Tidak disebut sebagai SDM yang unggul bila tidak siap dan bersedia berkorban untuk bangsa dan Negara. Realitas ASN pada era ini, ada beberapa yang mengalami kemunduran dan pelanggaran, seharusnya menjadi pelajaran dan hikmah sebagai evaluasi untuk diperbaiki. Bila menjadi ASN yang demikian tentunya menjadi pertanyaan, apakah bisa bersedia dan siap berkorban untuk bangsa dan Negara sebagaimana yang di lakukan oleh pendahulu bangsa para pahlawan yang bersedia dan siap berkorban untuk bangsa dan Negara dengan hartanya, keluarganya bahkan jiwanya, hal ini perlu di renungkan bersama.

Berkorban siap untuk tanpa tanda jasa, berkorban siap untuk tampa pamrih, berkorban siap untuk melakukan perubahan dan inovasi baru untuk lebih baik. ASN yang menjadi unggul tentunya harus melakukannya. Sedia berkorban bisa terwujud bila setiap ASN melakukan 5 hal dalam dirinya yaitu ; 1. Mengenali diri nya dan orang lain, 2. Mengetahui dan memahami citranya sebagai ASN teladan bagi masarakat cerminan bagi kesejahteraan masyarakat, 3. Menerapkan disiplin sebagai ASN, 4. Integritas moral sebagai ASN harus di jaga, 5. Semangat dan etos kerja ASN harus diterapkan.

Yang ke- 3 Rakyat Makmur Adil Sentosa. Perlu diketahui bahwa setiap Negara tentu ingin mensejahterakan rakyatnya dengan memberikan hak hidup yang lebih baik dan kenyamanan. Begitu juga dengan Negara Indonesia, Negara tercinta, sebagai ASN yang unggul Rakyat Makmur Adil Sentosa adalah tujuan bersama yang harus di wujudkan bersama, sebagai ASN harus bisa menjadi lokomotif penggerak bagi masyarakat untuk mewujudkannya. Tanpa ada gerak dari ASN maka masyarakat tidak akan bergerak, karena ASN adalah insan utusan Negara yang menyampaikan, mengajak dan membimbing masyarakat untuk kerja cerdas, untuk kerja teliliti, untuk kerja kreatif dan inovatif. Makmur Adil Sentosa bisa di wujudkan bersama dengan sama sama berkerja dengan persatuan dan kesatuan.

“Mengibarkan Bendera Merah Putih”

Dari ketiga hal tersebut menjadi gagasan atau indicator yang bisa menjadi amunisi semangat perjuangan untuk berperang melawan setiap kemalasan, untuk melawan setiap kecurangan, untuk melawan setiap kebodohan, untuk melawan setiap keterbatasan menjadi kesempatan yang berharga. Semua bisa di lakukan dengan komitmen dan kesadaran kebangsaan dari ASN dan seluruh masyarakat Indonesia.

Karena tantangan hari ini tidak hanya sekedar persaingan tetapi sudah masuk dalam era globalisasi, era Revolusi Industri 4.0, dimana teknologi dan informasi dalam gengaman yang siap mempengaruhi atau di pengaruhi dengan setiap fitur – fitur nya yang menjual atau membeli. Jangan sampai Negara tercinta terjual dengan kelalaian generasi masa depan yang rapuh, yang tidak dipersiapkan mental dan komitmen kebangsaaanya, karena Negara Indonesia adalah Negara dari amanah pendiri bangsa untuk di jaga kebhinekaannya, untuk di rawat kebersamaannya, untuk di laksanakan gotong royongnya demi Indonesia sejahtera Indonesia maju jaya.

Upaya yang selalu di sampaikan di setiap forum resmi dan kegiatan kemasyarakatan dari Kementerian Agama RI, yaitu menerapkan 5 Budaya Kerja, seharusnya tidak hanya sekedar lirik dalam lagu, tidak hanya sekedar “slogan dan seruan” dalam kantor kerja atau setiap Apel, tetapi harus mampu menjadi budaya, terinternalisasi dalam kehidupan sehingga, tantangan dan ancaman era Revolusi 4.0 era Disrupsi (era dimana terjadi pergesaran pola hidup yang lebih instan, yang lebih sederhana, dari dunia nya bergesar ke dunia maya, dari sikap peduli menjadi sikap apatis, dari sikap kegotongroyongan menjadi sikap individualis) bisa di hadapi dengan menampilkan dan menunjukkan jati diri bangsa diantaranya internalisasi 5 budaya kerja; Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab dan Keteladanan.

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.