KOTA BUKITTINGGI SEJARAH, RELEGIUS DAN WISATA

Mengunjungi Kota Bukittinggi rasanya tidak pernah bosan, sudah beberapa kali ke Bukittinggi banyak pelajaran yang kami terima dan perubahan Kota Bukittinggi yang luar biasa dari aspek Infrastruktur selalu di perbaiki, aspek arsitektur selalu menjaga dan melestarikan Local Wisdom, aspek religius peningkatan Ibadah dan Kerkunanan Ummat Beragama.

Melihat Jam Gadang tidak sekedar melihat keindahannya, tetapi mencoba mempelajarinya, salah satu daya tarik yang paling kuat dari Kota Bukittinggi adalah Jam Gadang, terasa tidak lengkap perjalanan ke Sumatera Barat bila tidak berkunjung ke Jam Gadang. Indahnya luar biasa, pelajaran yang mengesankan, bahwa setiap daerah baiknya ada bangunan yang menjadi ciri khas atau keunikan tidak hanya dari arsiteknya tetapi juga dari makna yang ada di dalam bangunan tersebut.

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926. Kala itu, Bukittinggi masih bernama Fort de Kock yakni salah satu wilayah kolonial Hindia Bindia. Pembangunan Jam Gadang sendiri dilakukan atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina. Pembangunan dilakukan sebagai hadiah untuk sekretaris Fort de Kock yaitu Rook Maker. Mesin Jam Gadang ini dibuat orang Jerman bernama Benhard Vortmann. Sementara itu, arsitek yang bertugas adalah Yazid Rajo Mangkuto. Pada zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang sampai Masa Kemerdekaan Perubahan Bentuk Jam Gadang mengalamai perubahan sesuai kondisi pada waktu itu tentunya dipengaruhi oleh kepentingan politik, ekonomi dan sosial budaya.

Keindahan Bangunan Jam Gadang Kota Bukittinggi Menarik Perhatian Banyak Pengunjung

Bukittinggi dalam kehidupan ketatanegaraan semenjak zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan dengan berbagai variasinya tetap merupakan pusat Pemerintahan Sumatera bahagian Tengah maupun Sumatera secara keseluruhan, bahkan Bukittinggi pernah berperan sebagai Pusat Pemerintahan Republik Indonesia setelah Yogyakarta diduduki Belanda dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949. Secara Historis Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Bukittinggi memiliki peran yang sangat besar, sehingga harus menjadi pelajaran yang sangat penting bagi generasi sekarang dan masa yang akan datang. (Website Pemerintah Kota Bukittinggi).

Pada zaman perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan. Dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949 ditunjuk sebagai ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Propinsi Sumatera dengan  Gubernurnya Mr. Tengku Muhammad Hasan. Kemudian dalam peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang No. 4 tahun 1959 Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau. (Website Pemerintah Kota Bukittinggi).

Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh Belanda selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakan Gemetelyk Resort berdasarkan Stbl tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan Benteng ” Fort De Kock “. Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir yang berada di wilayah jajahannya di timur ini. Oleh pemerintah Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian Pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena disini berkedudukan komandan Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho. (Website Pemerintah Kota Bukittinggi).

Kota Bukittinggi adalah Kota Bersejarah mulai dari zaman Penjajahan Belanda, Penjajahan Jepan dan Proses Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Kota Bukittinggi sebagai Ibukota Propinsi Sumatera. Ketika di Bukittinggi kita bisa mengunjungi beberapa monumen Bersejarah diantaranya Monumen dan Patung Bung Hatta Wakil Presiden Republik Indnesia yang Pertama, Rumah Kediaman Bung Hatta yang jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Kota Bukittinggi banyak dokumen penting, kumpulan foto, perlengkapan dan peralatan yang ada di Rumah Kediaman Bung Hatta menjadi sumber pelajaran Sejarah yang sangat penting bagi kita untuk dipelajari.

Taman Monumen Bung Hatta menjadi Bukti Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia
Kantor DPRD Kota Bukittinggi yang tidak jauh dari Jam Gadang Bukittinggi
Tugu Pahlawan Tak Dikenal terletak di seberang Taman Monumen Bung Hatta

Tugu Pahlawan Tak Dikenal Desainnya berupa lingkaran ornamen ular naga besar di tengah sebuah kolam dengan bidang bundar dan dihiasi taman. Tugu ini berbentuk kerucut, semakin keatas semakin kecil yang dipuncaknya berdiri sebuah patung pemuda memegang semacam pedang. Makna dan Pelajaran yang bisa kita ambil dari Tugu Pahlawan Tak Dikenal yaitu Banyak Para Pahlawan yang gugur ketika masa Penjajahan Belanda dan Jepang yang tidak diketahui lagi identitasnya, Berjuang dan Berkorban untuk Indonesia Merdeka, hal ini menjadi penting bagi kita bahwa apa yang kita lakukan sekarang untuk Bangsa dan Negara harus kita tingkatkan lagi dengan penuh keikhlasan, karena Allah Subhana wata’ala yang Maha Pemberi akan meberikan balasan yang terbaik untuk kita, walaupun tak banyak yang mengenal, mengetahui apa yang sudah kita perjuangkan dan korbankan untuk Bangsa dan Negara.

Masjid Raya Kota Bukittinggi terletak sangat strategis di dekat Jam Gadang dan area Pasar

Masjid Raya Kota Bukittinggi posisinya sangat startegis dekat dengan Jam Gadang, Area Pasar dan Objek Wisata Lainnya. Secara Historis menunjukkan sekap Relegius yang dibangun oleh Masyarakat Bukittingi bahwa dinamika kehidupan dunia mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan budaya harus selalu di dasarkan pada sikap relegius sehingga berorientasi pada kebaikan dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Kami merasakan ketika sholat di Masjid Raya Bukittinggi manajemen Masjidnya sangat Baik, banyaknya Jama’ah sholat di Masjid Raya Bukittinggi, Sikap Menjaga Kebersihan dan Kerapian Masjid, Semangat Sedekah masyarakat Bukittinggi dan Pengunjung. Masjid adalah Kunci Peradaban Manusia bukan dari aspek Bangunan saja tetapi dari aspek Nilai – Nilai yang dibangun dan menjadi Karakter Kepribadian masyarakat.

Masjid Safinatullah Bukittinggi tidak Terlalu Jauh dari Pusat Kota, Masjid Ramah Bagi Musafir, Pemberdayaan Fungsi Masjid dijalankan dengan Baik

Masjid Safinatullah Bukittingi sungguh berkesan, ramah terhadap musafir, terutama ketika Musim Bulan Puasa Ramadhan, Lebaran, Proses Mudik, Kita bisa beristirahat tidur di Masjid Safinatullah, Kamar Mandi Bersih, Masjidnya Masya Allah terkelola dengan Baik manajemennya, Selain beristirahat banyak fasilitas yang bisa kita dapatkan di area Masjid yaitu area Parkir yang terjaga, Tempat Berdiskusi, Taman Pendidikan Al Qur’an, Kantin bagi Jama’ah Masjid, Pelayanan yang Ramah dan Bersahaja, sungguh Masjid di fungsikan dengan baik tidak hanya dalam aspek Beribadah, tetapi aspek pemberdayaan bagi Jama’ah Masjid dalam pedidikan dan pengajaran, ekonomi, sosial dan budaya sampai dengan Musyawarah dalam Pemerintahan.

Saya dan Keluarga Belajar di Jam Gadang Kota Bukittinggi

Setelah beberapa hari dan beberpa kali berkunjung dan belajar di Kota Bukittingi, kami mendapatkan banyak ide dan pelajaran penting dalam pengetahuan kami bertambah dan pengalaman hidup kami semakin dewasa. Kota Bukittingi adalah Kota Sejarah dimana kita mengetahui sungguh luar biasa perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan masyarakat Sumatera Barat dalam proses Kemerdekaan Republik Indonesia sampai ada Monumen Tugu Pahlawan tak Dikenal, Perjuangan Bung Hatta yang Luar Biasa, Hidup Sederhana, Hidup dengan Rasa Cinta Tanah Air. Jam Gadang tidak hanya sekedar Objek Wisata tetapi Pelajaran Kehidupan dari masa ke masa, yang selalu mengingatkan kita betapa pentingnya menghormati waktu, mengelola waktu, dan menghargai waktu sebagaimana para Pahlawan kita berjuang menjadi pelajaran yang tidak akan pernah terlupakan. Kota Bukitting adalah Kota Relegius, Masyarakatnya yang ramah, semangat Ibadah yang Kuat, Kehidupan yang Rukun dan Damai, Semangat Belajar yang Tinggi menjadi Teladan bagi daerah – daearh lainnya. (Sumarto/IAIN Curup)


Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.