LEGENDA SAMPURAGA DAN REALITAS SOSIAL ANAK DURHAKA

Berkunjung dan Belajar ke Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat. Di perjalanan kami berdiskusi tentang Legenda Sampuraga yang sangat terkenal, ketika kami masih SD kami sudah mengenal Legenda Sampuraga dari Guru dan Buku Cerita, tapi kami belum pernah melihat dan belajar langsung ke Lokasinya yang terletak di Desa Sirambas. Rasa penasaran tentu sangat besar, ketika hendak masuk ke Lokasi Desa Sirambas ada beberapa Papan Merek Petunjuk Jalan, tetapi yang paling besar adalah Papan Merek Objek Wisata Water Park Legenda Sampuraga, menambah penasaran kami, bahwa dilokasi tersebut sudah ada Water Park, tentunya lebih banyak menarik perhatian pengunjung.

Sampai di lokasi sudah banyak pengunjung yang datang terutama di Water Park Legenda Sampuraga yang lokasinya dekat dengan Kolam Air Panas yang diyakini oleh masyarakat setempat merupakan bukti Sampuraga dikutuk oleh Ibunya, dalam situasi banjir yang kemudian berubah menjadi Kolam Air Panas, dimana masyarakat setempat tidak menjadikannya sebagai Lokasi Pemandian Air panas, tentunya tidak boleh, Kolam Air Panas dimana Sampuraga di kutuk menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat dan pengunjung yang datang, untuk menyadari bahwa perbuatan durhaka kepada orang tua adalah perbuatan yang sangat tidak baik yang membuat Allah Subhana wata’ala mendatangkan azab yang sangat besar.

Gambar yang memberikan informasi kepada Pengunjung, Ketika Ibu Sampuraga datang dalam Acara Pernikahan Sampuraga, Dimana Sampuraga Marah
dan Tidak Mengakui Ibunya karena Miskin dan dia merasa Malu, hingga terjadinya Kutukan
Batu yang bersusun menunjukkan proses Pernikahan Sampuraga, dimana para Tamu Undangan Datang
Gambar Batu dalam posisi dekat yang bersusun sebelum memasuki area Kolam Air Panas Legenda Sampuraga yang dikutuk oleh Ibunya
Kolam Air Panas Bukti yang diyakini Masyarakat setempat dimana Sampuraga dikutuk oleh Ibunya sampai sekarang masih ada

Beberapa sumber informasi yang kami cari tentang Legenda Sampuraga salah satunya dari Berita Madina, Kompas dan Detik Sumut menyampaikan Kisah tentang Legenda Sampuraga. Dimana Sampuraga dahulunya adalah orang yang sangat susah bersama Ibunya, pekerjaan sebagai pencari Kayu bakar di Hutan, hingga suatau saat Sampuraga pamit dengan Ibunya untuk Merantau dengan harapan dapat mengubah nasib keluarganya, hingga Sampuraga Berhasil Kaya Raya dan Mempersunting Anak Raja, hingga Ibunya datang, Sampuranga tidak mengakui Ibunya sendiri, dengan sikap sombong, marah mengusir Ibunya yang dianggap miskin dan hina, hingga kutukan pun datang kepadanya, berupa banjir yang luar biasa, di lokasi Sampuraga muncul air panas, yang diyakini masyarakat bukti kutukan yang diterima Sampuraga.

Apakah di zaman sekarang masih ada yang durhaka kepada orangtuanya? tentu masih ada, kita menyaksikannya di Televisi, Media Sosial dan Pengalaman Tetangga di lingkungan masyarakat kita. Apakah akan datang azab dari Allah Subhana wata’ala? yang akan menimpa anak – anak yang durhaka kepada orang tuanya? tentu azab itu akan datang tetapi dalam bentuk yang berbeda. Realitas sosial yang terjadi sebenarnya tidak luput dari cerita Legenda Sampuraga, bahkan lebih kejam dari Legenda Sampuraga, hingga adanya penganiayaan dan pembunuhan. Seharusnya Legenda Sampuraga menjadi pelajaran penting bagi kita, bahwa azab Allah Subhana wata’ala pasti ada kepada anak – anak yang durhaka, hidup menjadi tidak tenang, dan bahkan mendapatkan siksaan di dunia apalagi di akhirat.

Kolam air panas bukti sejarah yang diyakini masyarakat dimana Sampuraga di Kutuk oleh Ibunya

Beberapa cerita Legenda Sampuraga diantaranya; Sumber dari Nizar Aldi – detikSumut. Sampuraga merupakan cerita rakyat yang turun-temurun diwariskan di kalangan masyarakat. Warisan cerita itu menjadi legenda di masyarakat Sumatera Utara (Sumut) khususnya yang tinggal di Mandailing. Legenda Sampuraga merupakan kisah seorang anak durhaka yang tidak mengakui ibu kandungnya setelah dia sukses. Kisahnya berawal saat Sampuraga hidup di Padang Bolak atau yang saat ini dikenal dengan nama Padang Lawas Utara. Dia tinggal bersama ibunya yang telah berstatus sebagai janda. Suatu hari, Sampura meminta izin kepada ibunya untuk merantau ke daerah Mandailing.

Setelah merantau, Sampuragapun berhasil dan dia hidup berkecukupan. Dia pun mau menikah dengan saudagar kaya raya di daerah Mandailing. Ketika pesta pernikahan dilangsungkan, sang ibu datang untuk melihat sang anak. Namun, sesampainya di Mandailing, Sampuraga tidak mengakui sang ibu dan malah mengusir sang ibu. Si ibu menangis dan memohon kepada Sang Pencipta. Ibu itu berdoa agar anaknya diberikan pelajaran oleh Tuhan. Sesaat kemudian terjadi gempa yang disebut suhul oleh masyarakat sekitar. Selain gempa turun juga hujan yang tak berkesudahan. Beberapa hari setelah reda, penduduk desa menemukan onggokan tanah dan batu kapur yang dari bawahnya muncul air panas.

Di lokasi Kolam Air Panas Legenda Sampuraga, Beberapa Masyarakat dan Pengunjung Memasak Telur Rebus
Pada Hari Lebaran Kolam Air Panas Legenda Sampuraga Banyak dikunjungi oleh Masyarakat dan Pengunjung dari Luar Daerah

Sumber dari Puspasari Setyaningrum – Kompas yang dikutip dari Berita Madina. Legenda Sampuraga yang berlokasi di Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat. Cerita rakyat legenda Sampuraga ini berkisah tentang seorang anak durhaka yang mendapat kutukan dari ibunya. Saat itu Desa Sirambas dipimpin seorang raja bernama Silanjang dengan nama kerajaan Silancang. Di Sirambas, Sampuraga bekerja keras hingga usahanya berhasil dan ia menjadi salah satu orang yang terpandang. Melihat hal itu sang raja memiliki niat untuk menjodohkan Sampuraga dengan putri kesayangannya.

Sampuraga sangat senang dengan kabar tersebut dan akhirnya resmi meminang putri Raja Silanjang. Pernikahan itu pun dihelat dengan meriah dan kabarnya tersebar ke penjuru wilayah hingga ke telinga sang ibu. Ibu Sampuraga yang tidak percaya anaknya bisa meminang putri raja bergegas datang ke Silancang. Namun hal yang terjadi tak seindah yang diharapkan karena Sampuraga justru tidak mengakui keberadaan sang ibu. Sampuraga terlalu malu dengan keluarga sang istri karena melihat ibunya yang renta hadir dengan kondisi memprihatinkan, miskin dan kurus.

Seketika Sampuraga mengusir sang ibu, sambil berkata kepada semua orang bahwa ibu kandungnya telah meninggal dunia. Ibu Sampuraga pergi dengan rasa sedih dan sakit hati atas perlakuan anaknya, sembari berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba turun hujan lebat yang membuat tempat tersebut terendam banjir dan semua orang di pesta tersebut meninggal dunia karena tenggelam. Tempat Sampuraga tenggelam pun seketika berubah menjadi kolam air panas. Sementara batu-batu di sekitar kolam air panas itu disebut memiliki bentuk seperti acara pernikahan Sampuraga yang ikut terkena kutukan.

Kolam Air Panas Legenda Sampuraga, Antusias Masyarakat dan Ramainya Pengunjung dari Luar Daerah
Bupati Mandailing Natal Drs. H. Dahlan Hasan Nasution Merenovasi Objek Wisata Legenda Sampuraga sehingga Lebih Banyak lagi masyarakat dan pengunjung yang datang untuk Belajar dan mengambil Hikmah Pelajaran dari Legenda Sampuraga
Musholla Nurul Azmi yang terletak di Lokasi Objek Wisata Legenda Sampuraga
Saya dan Keluarga Berkunjung dan Belajar di Lokasi Objek Wisata Legenda Sampuraga

Legenda Sampuraga yang terletak di Mandailing Natal memberikan pelajaran kepada kita semua; Jangan durhaka kepada orang tua, Allah Subhana wata’ala akan memberikan azab kepada siapa saja yang durhaka kepada orang tuanya, Mari kita mencintai dan mengasihi orang tua kita sebagaimana orang tua kita sangat mencintai kita, berjuang dan berkorban untuk kesuksesan kita anak – anaknya. Legenda Sampuraga memberikan pemahaman kepada kita dalam membangun Keluarga, dimana Orang Tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak – anaknya, dimana Orang Tua selalu Ikhlas dalam memperjuangkan kesuksesan anak – anaknya, sehingga kita sebagai anak jangan pernah lupa, selalu menghormati orang tua, mencintainya.

Baiknya di Lokasi Sampuraga ada dibuat Pusat Informasi dan Pembelajaran tentang Legenda Sampuraga baik berbentuk Tulisan, Foto dan Video sehingga Masyarakat setempat dan Pengunjung lebih mengetahui dan memahami Cerita dari Legenda Sampuraga, mengambil Pelajaran penting dari cerita tersebut. Adanya Relawan yang menyampaikan Cerita Legenda Sampuraga kepada Pengunjung, sehingga lebih sadar tentang makna kehidupan keluarga Orang Tua dan Anak. Pentingnya partisipasi masyarakat dan pengunjung dalam menjaga kebersihan dan melestarikan lokasi objek wisata Legenda Sampuraga. Menjaga fasilitas yang ada di Lokasi Wisata, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar, memberikan edukasi kepada masyarakat dan pengunjung yang datang tentang pentingnya makna Keluarga, menghormati Orang Tua dan Tidak Durhaka. Mari kita menggali pengetahuan dan pengalaman dari Kisah Legenda Leluhur kita yang bisa menjadi pelajarang sangat berharga bagi generasi sekarang dan masa yang akan datang. (Sumarto/IAIN Curup)

Sumarto sumarto

Leave a Reply

Your email address will not be published.